PEMBAGIAN
ILMU EKONOMI
Ilmu
ekonomi dibagi dalam 3 kategori dengan rincian sebagai berikut :
1. Ilmu Ekonomi
Deskriptif
2. Ilmu Ekonomi Teori,
terdiri atas :
a. Ilmu Ekonomi Makro
b. Ilmu Ekonomi Mikro
3. Ilmu Ekonomi Terapan
1. ilmu Ekonomi
(Descriptive Economics), yaitu ilmu
ekonomi yang mengumpulkan semua kenyataan penting yang berhubungan dengan suatu
persoalan ekonomi atau topik tertentu
2. Ilmu Ekonomi Teori (Economic Theory), dibedakan menjadi
:
1. Ilmu Ekonomi Makro,
adalah ilmu ekonomi yang mempelajari kehidupan ekonomi nasional sebagai suatu
keseluruhan. Analisis bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.
2. Ilmu Ekonomi Mikro,
adalah ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari bagian-bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian. Misalkan membahas masalah pasar, perusahaan,
harga komoditas tertentu, dll.
3. Ilmu Ekonomi Terapan (Applied Economics),
adalah ilmu ekonomi yang menggunakan kerangka pengertian dari analisis ekonomi
teori untuk merumuskan kebijakan-kebijakan pedoman yang tepat untuk mengatasi
masalah ekonomi tertentu.
Tahun 1930 terjadi pembagian ilmu ekonomi yaitu Ekonomi Makro (macroeconomics) dan (microeconomics)
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Hingga 1930 sebagian besar analisis ekonomi terfokus pada industri dan perusahaan. Ketika terjadi Depresi Besar pada tahun 1930-an, dan dengan perkembangan konsep pendapatan nasional dan statistik produk, bidang ekonomi makro mulai berkembang. Saat itu, gagasan-gagasan yang terutama berasal dari John Maynard Keynes, yang menggunakan konsep aggregate demand untuk menjelaskan fluktuasi antara hasil produksi dan tingkat pengangguran, sangat berpengaruh dalam perkembangan bidang ini. Keynesianisme didasarkan pada gagasan-gagasannya.
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.
Permasalahan yang dihadapi oleh ekonomi makro adalah :
a.
Kemiskinan dan pemerataan
b. Krisis nilai tukar
c. Hutang luar negeri
d. Perbankan, kredit macet
e. Inflasi
f. Pertumbuhan ekonomi
g. Pengangguran
b. Krisis nilai tukar
c. Hutang luar negeri
d. Perbankan, kredit macet
e. Inflasi
f. Pertumbuhan ekonomi
g. Pengangguran
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis
mikroekonomi)
adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku konsumen dan
perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor input,
barang, dan jasa yang diperjualbelikan.
Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku
tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan
menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran
dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi secara optimal, bersama-sama individu lainnya
di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan dalam skala makro; dengan asumsi
bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas
aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi,
inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan perekonomian yang berhubungan, serta
dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya perubahan tingkat pajak)
terhadap hal-hal tersebut.
Penerapan ekonomi mikro :
1.
Teori konsumsi
2. Teori produksi dan harga
3. Kesejahteraan ekonomi
4. Organisasi industri
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi finansial
7. Perdagangan internasional
2. Teori produksi dan harga
3. Kesejahteraan ekonomi
4. Organisasi industri
5. Kegagalan pasar
6. Ekonomi finansial
7. Perdagangan internasional
TEORI EKONOMI MAKRO : PENGERTIAN – CONTOH DAN
PENJELASANNYA:
Pada
dasarnya teori ekonomi makro adalah sebuah teori yang mempelajari dan
mambahas tentang segala peristiwa, fenomena atau masalh-masalah yang terkait
dengan ekonomi secara keseluruhan atau dalam ruang lingkup besar. Ekonomi makro
juga merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang memfokuskan kajian terhadap
mekanisme kerja perekonomian suatu bangsa secara menyeluruh.
Karena
pada dasarnya ekonomi makro memiliki tujuan ekonomi makro adalah untuk
mengerti dan memahami peristiwa atau kejadian seputar perekonomian dan berusaha
untuk membuat suatu rumusan yang menjadi solusi untuk memperbaiki kebijakan
ekonomi yang ada. Hubungan yang dibahas di dalam ekonomi makro meliputi hubungan
antar variabel yang agregatif, adapun hubungan tersebut, antara lain :
- Tingkat pendapatan nasional
- Konsumsi yang dilakukan rumah tangga
- Investasi nasional (pemerintah atau swasta)
- Tingkat tabungan (institusi atau individu)
- Belanja pemerintah (APBN atau APBD)
- Tingkat harga (harga umum atau harga pasar)
- Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
- Tingkat bunga yang didapat
- Kesempatan kerja dan lapangan pekerjaan
- Neraca pembayaran
- Ekspor dan impor
Selanjutnya kita akan membahs
tentang kajian kajian yang dibahas dalam ekonomi makro, ada beberapa aspek yang
dikaji di dalamnya, antara lain :
1.
Inflasi
(kenaikan harga)
Inflasi merupakan suatu kejadian yang sering terjadi dalam
dunia perekonomian. Pada dasarnya inflasi merupakan peristiwa dimana semua
harga naik dan terjadi terus menerus dan bersifat umum. kenaikan harga ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya sumber daya alam yang semakin
menipis, pajak yang diterapkan pemerintah tinggi, biaya produksi tinggi dan
masih banyak lainnya. Namun tidak semua kenaikan harga bisa dikatakan inflasi,
kenaikan harga baru bisa dikatakan inflasi jika terjadi secara keseluruhan atau
umum dan dalam jangka watu yang terus menerus. Inflasi merupakan pokok
permasalahan yang menjadi fokus utama analisis ekonomi makro karena
gejala-gejala inflasi menunjukkan efisiensi perekonomian secara keseluruhan.
2.
Pertumbuhan
ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi menunjukkan bahwa kondisi
perekonomian tersebut baik. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan titik keseimbangan,
dimana jumlah permintaan suatu produk baik barang atau jasa sama dengan
penawaran pada suatu produk tersebut. Pertumbuhan ekonomi menjadi pembahasan
ekonomi makro karena pertumbuhan ini akan menyebar ke seluruh aspek ekonomi
suatu negara.
3.
Tingkat
pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu masalah besar yang akan
mempengaruhi kondisi perekonomian suatu negara. Pihak-pihak yang bisa disebut
dengan pengangguran adalah seseorang yang belum mendapat pekerjaan ataupun yang
sedang mencari sebuah pekerjaan. Pengangguran menjadi salah satu fokus kajian
ekonomi makro karena jika tidak segera diselesaikan maka akan mempengaruhi
kinerja perekonomian secara keseluruhan.
4.
Kerjasama
antar negara di dunia
Kerjasama antar negara khsusunya dalam perekonomian dunia
menjadi salah satu fokus kajian ekonomi makro, karena interaksi yang ada akan
menghasilkan situasi dan kondisi yang baik dalam jalannya perekonomian suatu
negara. Kerjasama ini contohnya ekspor dan impor. Interaksi antar negara dalam
perekonomian dunia memiliki dampak baik ataupun buruk, hal ini bisa di analisis
melalui neraca pembayaran ataupun tingkat nilai tukar uang. Untuk itu kerjasama
antar negara di dunia perekonomian menjadi salah satu fokus kajian ekonomi
makro karena akan mempengaruhi perekonomian secara menyeluruh.
5.
Perjalanan
siklus ekonomi
Siklus ekonomi diartikan sebagai perjalanan ekonomi suatu
negara, pastinya ada naik turunnya. Mengapa siklus ekonomi menjadi kajian dari
ekonomi makro, karena dampak-dampak yang ditimbulkannya memberikan dampak yang
cukup besar. Misalkan adanya resesi ekonomi yang berjalan terus menerus akan
membuat perekonomian suatu negara sulit menjalankan fungsinya. Sebaliknya
akspansi yang berkepanjangan akan memancing terjadinya inflasi. Untuk itulah
siklus ekonomi ini tidak bisa diremehkan.
Itulah beberapa masalah yang menjadi fokus kajian ekonomi
makro, hal-hal tersebut menjadi kajian karena memberikan dampak pada
perekonomian secara menyeluruh. Pada dasarnya ekonomi makro memiliki beberapa
kebijakan sebagai landasan untuk mengatasi dan menganalisis
permasalahan-permasalahan ekonomi yang memiliki ruang lingkup besar. Adapun
kebijakannya antara lain :
- Kebijakan fiskal
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan yang bertugas
untuk mengatur tentang pendapatan dan pengeluaran dari pemerintahan. Dalam hal
pendapatan pemerintah sumbernya adalah dari pajak, bukan pajak serta bantuan
atau pinjaman dari negara lain. Sedangkan pengeluaran dari pemerintah dibagi
menjadi 2 sesuai dengan jangka waktu penggunaannya, yaitu pengeluaran rutin dan
pengeluaran pembangunan.pengeluaran rutin seperti kegiatan impor, belanja dan
lainnya. Sedangkan pengeluaran pembangunan berupa pembangunan infrastuktur,
pembangunan di bidang pendidika, ekonomi dan lainnya. Selain itu kebijakan
fiskal juga bisa diartikan sebagai kebijakan yang memiliki hubungan dengan
pengelolaan uang negara yang bersumber dari pendapatan dan pengeluaran yang
diatur dalam APBN.
Kebijakan fiskal memliki dua instrumen, yaitu
·
Automatic instrument
Instrumen ini merupakan salah satu instrumen yang dilakukan
oleh pemerintah suatu negara dengan menaikkan presentase atau nilai pajak
dengan tujuan untuk memunculkan kenaikan harga suatu barang secara umum dan
lebih jauh nanti tingkat inflasi akan naik.selain itu kebijakan ini memiliki
tujuan lain yaitu untuk mengurangi atau meminimalisasi defisit anggaran
pemerintah. Hal tersebut tentunya akan memberatkan masyarakat dengan kenaikan
pajak ini, namun dibalik semua itu kebijkan ini akan menghasilkan dampak baik,
perubahan menuju ke arah kebaikan untuk mendorong investasi yang produktif
·
Instrumen dekreasi
Instrumen ini merupakan langkah-langkah pemerintah dalam
mengubah pengeluarannya dengan tujuan untuk meminimalisasi naik turunnya
kegiatan perekonomian agar tetap berjalan dengan lancar dan stabil. Hal ini
dilakukan dengan tujuan memang semata untuk menghadapi inflasi yang terjadi.
Contohnya adalah ketika pemerintah menaikkan pajak agar jumlah uang yang
beredar di dalam masyarakat berkurang.
Pada dasarnya kebijakan fiskal
dibagi menjadi dua yaitu :
- Untuk jangka pendek
Untuk jangka pendek kebijakan fiskal ini memiliki beberapa
tugas yang harus yang diselesaikan, antara lain :
·
Membuat perubahan yang berkaitan
dengan pembelanjaan atau pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah, hal ini
dilakukan dengan tujuan pemerintah mampu menghemat pengeluarannya agar tidk
sampai terlibat dalam hutang dengan pihak lain.
·
Membuat perubahan yang berkaitan
dengan perubahan nilai pajak atau jumlah pajak yang diterapkan oleh pemerintah.
Hala ini dilakukan menyesuaikan dengan situasi yang ada. Kenaikan atau
penurunan pajak akan memberikan dampak positif dan negatif, salah satu
contohnya ketika pajak naik maka devisa negara akan meningkat, namun di sisi
lain para perusahaan atau produsen akan pusing karena harga bahan baku akan
meningkat dan minat dari konsumen juga tidak menentu.
- Untuk jangka panjang
Sedangkan untuk jangka panjang kebijakan fiskal yang
dilakukan oleh ekonomi makro, antara lain :
·
Kebijakan penstabilan otomatis, hal ini
diartikan sebagai langkah untuk menjalankan sistem pajak yang telah ada
sebelumnya, misalkan pemerintah menerapkan sistem pajak progresif dan
proporsional.
·
Kebijakan fiskal diskresioner,
istilah ini memiliki arti merubah sesuatu yang ada, hal ini berbeda dengan
kebijakan otomatis yang menggunakan sesuatu yang ada, kebijakan diskresioner
ini lebih condong pada perubahan pada sistem yang dianggap kurang efektif.
Misalkan, pemerintah membuat undang-undang, pemerintah mengamandemen
undang-undang, dan lain sebagainya.
- Kebijakan moneter
Kebijakan moneter salah satu kebijakan yang dimiliki oleh
ekonomi makro. Kebijakan moneter merupakan langkah-langkah yang dilaksanakan
oleh bank bank baik itu bank sentral atau yang sering disebut dengan Bank
Indonesia dengan tujuan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Jumlah uang yang beredar dalam masyarakat mampu mempengaruhi
kondisi perekonomian di masyarakat. Semakin tinggi jumlah uang yang beredar
dalam masyarakat maka harga produk, namun jika uang yang beredar dalam
masyarakat berkurang maka harga suatu produk pun akan naik. Selain itu
kebijakan moneter juga bisa disebut dengan kebijakan yang diambil oleh
pemerintah dengan tujuan untuk menciptakan sebuah stabilitas ekonomi. Pada
dasarnya kebijakan ini memiliki prinsip untuk mengelola uang yang beredar pada
masyarakat tetap pada posisi normal yang tentunya bisa menciptakan sebuah
kemakmuran dalam masyarakat. Kebijakan moneter memiliki beberapa instrumen baik
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif, antara lain :
·
Discount policy
Discount policy adalah salah satu instrumen yang digunakan
oleh bank sentral dengan cara mempengaruhi banyak tidaknya suku bunga bank
tersebut. Untuk masalah pengambilan keputusan disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang terjadi, misalkan jika terjadi inflasi maka secara otomatis bank
sentral akan mengurangi peredaran uang yang ada di masyarakat. Begitu juga
sebaliknya untuk mengatasi permasalahan deflasi maka bank sentral akan
menurunkan suku bunga agar uang yang beredar dalam masyarakat banyak.
·
Open market policy
Open market disini dimaksudkan untuk umum, tidak
hanaya pejabat beasar atau seorang yang memiliki kekuasaan, namun semua lapisan
masyarakat boleh ikut. Open market merupakan kebijakan yang diambil oleh bank
sentral untuk menghadapi suatu permasalahan berupa inflasi maupun deflasi,
dengn cara jual beli obligasi atau surat-surat berharga yang dimilikinya.
Ketika terjadi inflasi bank sentral menjual obligasi atau surat berharganya
kepada masyarakat dengan tujuan mengurangi jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat. Sedangkan jika terjadi deflasi maka bank sentral akan membeli obligasi
atau surat-surat berharga yang sebelumnya dijual ke masyarakat.
·
Cash ratio reserve requirement
policy
Kebijakan ini diberlkukan oleh bank sentral dalam upaya
mennetukan rasio uang kas dan uang cadangan yang akan digunakan oleh bank umum
sebagai dana pinjaman. Dalam suatu keadaan presentase dari cash ratio ini akan
dinaikkan dengan tujuan untuk meminimalisasi penyaluran dana pinjaman yang
bertujuan untuk mengurangi atau menambahkan jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat.
·
Pengaturan sistem pembelian angsuran
Kebijakan ini memiliki tujuan untuk mengurangi terjadinya
inflasi, dengan cara mengatur sistem pembayaran secara angsuran. Selain itu
kebijakan ini juga dilaksanakan dengan mengawasi aliran pinjaman terhadap
pembelian suatu produk baik barang maupun jasa oleh perusahaan kepada konsumen
yang disini adalah masyarakat.
·
Selective credit control
Hampir sama dengan kebijakan pembelian angusran, kebijakan
ini bertujuan untuk mengurangi inflasi terhadap kredit untuk membiayai proyek
proyek yang dilakukan oleh kalangan masyarakat. Selain itu kebijakan merupakan
salah satu upaya atau usaha untuk mencegah aktivitas yang merupakan spekulasi
dari para pedagang dengan tujuan memperoleh keuntungan yang besar.
·
Moral suasion
Kebijakan ini dilakukan oleh Bank Indonesia baik secara
tulisan ataupun ajakan untuk tidak melakukan suatu tindakan tertentu. Kebijakan
ini dilakukan ketika ada hal-hal yang dianggap negatif atau tidak memberi
perubahan baik pada perekonomian. Contohnya Bank Indonesia memberikan perintah
pada bank bank umum untuk menurunkan tingkat bunga.
- Kebijakan segi penawaran
Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
kegiatan perusahaan dengan tujuan mampu menawarkan produk-produk berkualitas
dengan harga yang relatif rendah. Salah satu contoh kebijakan dari segi
penawaran adalah kebijakan pendapatan, yaitu langkah-langakh yang dilakukan
oleh pemerintah dengan tujuan untuk mengendalikan tuntunan atas kenaikan
pendapatan kerja. Untuk melaksanakan kebijakan ini ada beberapa cara yang bisa
dilakukan, antara lain mengembangkan dan melengkapi infrastuktur yang ada dan
meningkatkan pelayanan pemerintah dalam mengembangkan kegiatan usaha sektor
swasta. Berbeda dengan kebijakan fiskal dan moneter yang lebih condong ke segi
permintaan.
Itulah beberapa kebijakan yang ada dalam ekonomi makro,
kebijakan ini dibuat bukan tanpa tujuan, tapi kebijakan ekonomi makro memiliki
beberepa tujuan yakni :
1.
Menciptakan
kestabilan harga
Kestabilan harga bukan berarti harga suatu produk tetap atau
konstan, namun yang dimaksud harga yang stabil adalah harga yang fleksibel,
dimana suatu harga mengikuti situasi kondisi yang ada. Ketika terjadi kenaikan
harga produksi, atau pajak yang tinggi maka tidak bisa dipungkiri bahwa harga
harus mengikuti kondisi yang ada. Bisa dikatakan bahwa harga yang stabil adalah
harga yang fluktuatif. Salah satu contohnya adalah ketika ingin membangun
sebuah bangunan tentunya kita membutuhkan bahan baku dan tenaga kerja. Pasti
harga dari bahan baku dan gaji dari tenaga kerjanyapun mengikuti perekembangan
yang ada. Tidak akan mungkin harga suatu produk atau gaji pekerja akan sama.
Contoh lainnya bisa kita lihat pada produk handphone, dimana harga tidak akan
tetap kadang harga turun jika ada produk-produk baru yang masuk ke dalam
pasaran, bisa juga harga tersebut naik karena barang langka atau memang pada
kondisi tertentu.
2.
Memaksimalkan
tenaga kerja (SDM) dan output
Tenaga kerja atau SDM merupakan salah satu aspek penting
yang harus ada dalam perekonomian, karena tanpa adanya tenaga kerja maka
kegiatan produksi tidak akan berlangsung. Namun tidak semua negara yang bisa
memaksimalkan tenaga kerja yang ada, masih banyak pengangguran, masih banyak
yang tidak bisa bekerja. Padahal penggunaan tenaga kerja secara penuh atau full
employment merupakan cita-cita setiap negara. Karena dengan adanya kontribusi
dari tenaga kerja secara penuh maka perekonomian suatu negara akan berkembang
dengan baik.
3.
Menciptakan
pertumbuhan ekonomi
Pertumbahan ekonomi adalah suatu hal yang didambakan oleh
semua negara di dunia ini. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi ini maka dalam
negara itu akan tercipta sebuah kema\kmuran dan kesejahteraan bagi warga
negaranya. Ciri-ciri dari pertumbuhan ekonomi antara lain adalah terciptanya
kestabilan ekonomi, pendapatan masyarakat merata, terjadi keseimbangan anatara
permintaan dan penawaran, dan lain sebagainya. Jika terjadi pertumbuhan ekonomi
di suatu negara maka negara tersebut akan maju dan berkembang.
4.
Menguatkan
neraca pembayaran
Neraca pembayaran merupakan salah satu pondasi kekuatan
perekonmomian suatu negara. Neraca pembayaran yang rapuh akan mengakibatkan
kurangnya kemampuan suatu negara dalam menghadipi permasalahan pengaliran dana
ke luar atau ke dalam negeri. Hal ini akan memiliki imbas pada uang asing
merosot dan kurs mata uang asing akan meningkat. Dengan begitu maka
perekonomian suatu negara akan mendapatkan dampak negatif seperti inflasi, pajak
meningkat, biaya produksi meningkat, daya beli masyarakat menurun. Hal inilah
yang mengharuskan ekonomi makro untuk memperhatikan kedudukan naraca pembayaran
harus selalu teguh dan kuat posisi dan keadaannya.
5.
Meningkatkan
kapasitas produksi nasional
Produksi nasional sangat diperlukan oleh perekonomian suatu
negara. Berekembang atau tidaknya perekonomian negara ditentukan oleh seberapa
besar negara tersebut bisa memproduksi suatu produk. Dengan banyaknya produksi
maka otomatis pendapatan negara akan meningkat. Selain itu dengan tingginya
tingkat produksi maka kemakmuran dan kesejahteraan akan didapatkan oleh para
warga sebagai konsumen. Dan tujuan utama dengan peningkatan produksi nasional
maka akan tercipta sebuah kestabilan ekonomi.
6.
Mendistribusi
pendapatan
Pemerataan pendapatan adalah hal yang diinginkan oleh semua
masyarakat. Pendapatan yang merata menunjukkan bahwa telah terjadi keadilan dan
sebuah kebenaran dalam jalannya pemerintahan suatu negara. Pemerataan
pendapatan juga merupakan aspek yang harus ada dalam jalnnya perekonomian suatu
negara. Karena dengan pendapatan yang memuaskan akan memberikan dampak baik,
seperti akan memberikan motivasi lebih bagi para tenaga kerja, sehingga tingkat
produksi akan meningkat.
Beberapa tujuan dari kebijakan yang diterapkan oleh ekonomi
makro sudah kita bahas, selanjutnya kita akan membahas tentang model ekonomi
makro. Sebelum memebahas tentang model ekonomi makro, alangkah baiknya kita
mengethaui tentang pengertian dari model ekonomi. Model ekonomi adalah suatu
bentuk penyederhanaan dari kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam jalannya
perekonomian. Penyederhanaan ini menunjukkan hubungan antara beberapa variabel
yang saling berkaitan yang bisa digunakan secara verbal, grafis maupun diagram
dan matamatis. Setelah mengetahui arti dari model ekonomi, maka kita akan
membahas tentang dua model yang dimiliki olehg ekonomi makro yaitu :
1.
Peluang teknologi
Teknologi merupakan suatu produk yang akan selalu berkembang
mengikuti kemajuan zaman, maka banyak peluang yang bisa kita ciptakan dengan
melihat kemajuan teknologi yang ada. Inilah yang dimanfaatkan dan dilihat oleh
ekonomi makro sebagai salah satu kunci sukses.
2.
Siklus arus kegiatan ekonomi
Siklus arus perekonomian merupakan sebuah laporan yang harus
diketahui,m karena dengan adanya siklus ini kita bisa mengetahui strategi apa
yang cocok untuk menghadapi permasalahan yang ada di hari esok.
Itulah beberapa informasi tentang ekonomi makro. Pada dasarnya
ekonomi makro adalah sebuah cabang ilmu ekonomi yang khusus membahas tentang
peristiwa atau fenomena ekonomi yang memiliki cakupan besar dan
menyeluruh tentunya. Untuk lebih mudah mengerti tentang ekonomi makro, kita
fokuskan pada satu kata di dalamnya yaitu makro, makro berarti besar, amka
pembahasan yang ada dalam ekonomi makro adalah hal-hal yang memiliki cakupan
besar atau bisa memberikan dampak besar bagi suatu perekonomian negara.
SEJARAH
EKONOMI MAKRO
Ekonomi makro atau makroekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan. Istilah formal ekonomi makro (macroeconomics) diperkenalkan pada 1945, ada yang menulisnya macro-economic, ada juga yang menulisnya macroeconomics. Subyek utama ilmu ekonomi makro sendiri, yaitu pertumbuhan ekonomi, bahasan klasik sejak jaman Adam Smith (1723-1790), Thomas Malthus (1766-1834), dan David Ricardo (1772-1823).
Pada awalnya, studi ekonomi makro lebih dikenal sebagai studi Teori Moneter (Monetary Theory) dan Teori Siklus Bisnis (Business CycleTheory). Teori Moneter bersumber pada studi "teori kuantitas uang" yang menjelaskan hubungan sebab-akibat antara perubahan uang beredar dan perubahan output serta tingkat harga umum (inflasi). Perdebatannya mempertanyakan: apakah perubahan jumlah uang beredar yang menyebabkan perubahan output dan tingkat harga, atau sebaliknya, perubahan output dan tingkat harga yang menyebabkan perubahan jumlah uang beredar.
Teori Siklus Bisnis mempelajari fluktuasi ekonomi dari hasil interaksi faktor riil (seperti kekayaan alam, cuaca, dan perkembangan teknologi), ekspektasi, dan jumlah uang beredar. Ketika iklim usaha kondunsif, kegiatan ekonomi akan meningkat yang ditandai oleh peningkatan investasi dan output; yang kemudian dapat saja secara tiba-tiba ekspektasi pengusaha berubah sehingga perekonomian menjadi lesu dan mengalami resesi atau krisis.
Kedua teori tersebut saling melengkapi dan melahirkan konsep teori ekonomi makro. Di periode 1920-1940-an, Keynes meletakkan fondasi sistematis analisa ekonomi makro, khususnya dalam buku The General Theory of Employment, Interest, and Money (1936). Aliran ekonomi yang berkembang berdasarkan pemikiran Keynes dikenal sebagai Keynesian. Sejak itu, terjadi berbagai proses perdebatan yang melahirkan berbagai aliran ekonomi makro seperti: Monetarist (1950-1960), Rational Expectation (1970-an), New Keynesians dan New Classical(1980-an).
Era 1990-an: Menuju
Kesatuan Pendapat
Meskipun sejarah ekonomi makro selalu diwarnai perbedaan pendapat, periode 1990-an ditandai oleh beberapa konsensus pemikiran ekonomi makro. Konsensus ini sendiri memiliki manfaat praktis bagi pengelolaan kebijakan stabilisasi ekonomi makro.
Pada 1997, lima tokoh ternama dalam ilmu ekonomi makro merumuskan prinsip-prinsip utama ilmu ekonomi makro yang bisa diterima oleh berbagai aliran utama ekonomi makro.
Pertama, dalam jangka panjang ekonomi akan tumbuh mengikuti pertumbuhan alamiah faktor produksi, seperti: peningkatan akumulasi barang modal per tenaga kerja, perbaikan teknologi produksi, dan perubahan institusi. Pertumbuhan output tersebut merupakan tren jangka panjang yang dikenal juga sebagai output potensial.
Konsensus kedua menyatakan: fluktuasi output di sekitar tren output potensial sebagian besar disebabkan oleh perubahan permintaan agregat (aggregate demand/AD). Perubahan AD ini bersumber dari perubahan pengeluaran konsumsi, investasi, perubahan ekspektasi, dan interaksi diantara semua unsur tersebut. Faktor penentu AD ini dapat dipengaruhi oleh pemerintah melalui kebijakan moneter dan fiskal, sebagai dua perangkat kebijakan stabilisasi ekonomi makro. Proses fluktuasi output jangka pendek disekitar tren output potensial juga mencerminkan proses penyesuaian akibat sistem ekonomi mengalami "guncangan" (shock) yang berkelanjutan.
Ketiga, kebijakan stabilisasi makro hanya mempengaruhi output dalam jangka pendek, dan dalam jangka panjang kebijakan stabilisasi makro bersifat netral terhadap ekonomi. Pengaruh jangka pendek ini disebabkan oleh adanya kekakuan/ketegaran (stickiness/rigidities) dalam ekonomi, baik yang bersifat nominal, riil, maupun institusional. Konsensus ketiga ini sebenarnya kembali menegaskan konsensus pertama yang menyatakan bahwa output jangka panjang tumbuh mengikuti tren output potensial, namun dilihat dari aspek penerapan kebijakan stabilisasi makro.
Terkait dengan kebijakan stabilisasi makro, ada dua hal yang perlu dicatat. Pertama, untuk melaksanakan kebijakan stabilisasi output dan inflasi, kebijakan moneter mempunyai fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebijakan fiskal. Ini terkait dengan faktor institusional, dimana perubahan kebijakan fiskal memerlukan waktu yang lebih lama dan juga selang waktu penerapan yang lebih panjang dibandingkan dengan perubahan/penerapan kebijakan moneter.
Kedua, dalam perumusan dan penerapan kebijakan stabilisasi ekonomi makro, pembuat kebijakan sebaiknya berpegang pada 'aturan' daripada 'bebas memilih' (rules rather than discretion). Maksudnya, ada kerangka kebijakan stabilisasi makro yang menjadi panduan dasar bagi pembuat kebijakan dalam upaya mencapai target kebijakannya, seperti output dan inflasi. Dua prinsip kebijakan stabilisasi ekonomi makro ini merupakan konsensus yang keempat.
Akhirnya, meskipun diakui bahwa kekakuan/ketegaran sektor riil mempunyai kontribusi pada inflasi dalam periode tertentu, inflasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang selalu disebabkan oleh faktor moneter (persistent inflation is always a monetary phenomenon). Sehingga untuk memerangi inflasi diperlukan disiplin fiskal (yaitu dengan tidak membiayai defisit fiskal melalui pencetakan uang) dan disiplin moneter.
JENIS PASAR PADA EKONOMI MAKRO
Pasar dapat dikelompokkan menjadi 5
jenis, yaitu:
1.
Pasar barang
menggambarkan
pertemuan antara permintaan dan penawaran akan barang. Sebuah perusahaan atau
individu dapat beroperasi di pasar barang dengan menawarkan barang hasil
produksi atau pula melakukan permintaan akan produk. Misalnya, perusahaan
tekstil dan produk tekstil menghasilkan berbagai macam kain, pakaian, kaos,
jaket, permadani, sepatu dll. Pembelinya adalah masyarakat sebagai sektor rumah
tangga, pemerintah dan sebagian lagi warga asing (sektor luar negeri) yang
mengimpor barang-barang tersebut.
2.
Pasar uang
adalah
pertemuan antara permintaan dan penawaran uang. Dalam pasar uang yang
ditransaksikan adalah hak menggunakan uang untuk jangka waktu tertentu. Di
pasar uang terjadi pinjam meminjam dana, yang selanjutnya menimbulkan hubungan
utang piutang. Pihak yang melakukan penawaran uang adalah otoritas moneter
(Bank sentral dan pemerintah) dan lembaga keuangan (bank dan bukan bank),
sedangkan pihak yang melakukan permintaan adalah masyarakat (rumah tangga dan
perusahaan).
3.
Pasar tenaga kerja
merupakan
pertemuan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja. Pertemuan ini akan
menghasilkan konsep upah dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Biasanya yang
melakukan permintaan adalah badan usaha (perusahaan), lembaga-lembaga,
instasi-instasi, atau dapat juga perseorangan, sedangkan yang melakukan
penawaran tenaga kerja adalah angkatan kerja yang tersedia di pasar kerja.
Sebagai contoh Singapura, Malaysia, Arab Saudi dan beberapa negara di Eropa
banyak melakukan permintaan terhadap tenaga kerja Indonesia. Sedangkan
Indonesia meminta tenaga kerja ahli dari Jepang, Amerika, Inggris, Jerman untuk
menjadi konsultan.
4.
Pasar modal
dalam
arti sempit identik dengan bursa efek. Dalam arti luas, pasar modal adalah
pertemuan antara mereka yang mempunyai dana dengan mereka yang membutuhkan dana
untuk modal usaha. Jika pasar uang lebih memfokuskan pada penggunaan jangka
pendek, maka pasar modal lebih memfokuskan pada penggunaan jangka panjang.
5.
Pasar luar negeri
menggambarkan
hubungan antara permintaan dalam negeri akan produk impor dan penawaran ke luar
negeri berupa produk ekspor.
Tujuan kebijakan makro :
1.
Tingkat kesempatan kerja yang tinggi
2.
Kapasitas produksi nasional yang
tinggi
Tinggi rendahnya tingkat produksi ini tergantung tinggi
rendahnya investasi sedangkan investasi tergantung pada tingkat tabungan dalam
negeri atau masyarakat.
3.
Tingkat pendapatan nasional
4.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
5.
Keadaan perekonomian yang stabil
Kestabilan yang utama disini yaitu :
-
Kestabilan tingkat pendapatan
-
Kestabilan kesempatan kerja
-
Tingkat harga-harga secara umum
6.
Neraca pembayaran luar negeri yang
seimbang
7.
Distribusi pendapatan yang merata
8.
Tingkat inflasi yang rendah.
Untuk mencapai tujuan ekonomi makro
tersebut, ada 2 permasalahan yang harus diatasi :
1.
Masalah jangka pendek : masalah
stabilitasiberkaitan dengan bagaimana menyetir perekonomian nasional agar
terhindar dari 3 penyakit makro :
-
Inflasi
-
Pengangguran
-
Ketimpangan neraca pembayaran
2.
Masalah jangka panjang : masalah
pertumbuhan ( growth ) bagaimana menyetir perekonomian agar selaras antara
pertumbuhan penduduk & pertambahan kapasitas poduksi.
|
Ekonomi Makro Bab II Pendapatan Nasional
BAB
II
PENDAPATAN
NASIONAL
1. Pengertian Pendapatan Nasional
(National Income)
Salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah
data pendapatan nasional negara tersebut. Pendapatan nasional biasanya
didefinisikan sebagai nilai seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu negara selama waktu tertentu. Pendapatan nasional digambarkan oleh
perkiraan besarnya GDP (gross domestic product = produk domestic bruto = PDB)
atau GNP (gross national product = produk nasional bruto = PNB).
2. Konsep Pendapatan Nasional
1. GNP adalah nilai dari seluruh barang
dan jasa (output) yang diproduksi seluruh penduduk suatu negara, baik yang ada
di dalam negeri maupun di luar negeri, dalam perekonomian pada suatu jangka
waktu tertentu. Disebut bruto (gross) karena memasukkan penyusutan dalam
perhitungannya.
2. GDP (Gross Domestic Product = Produk
Domestik Bruto = PDB)
GDP adalah nilai dari seluruh barang
dan jasa (output) yang dihasilkan di dalam negeri, baik oleh penduduk negeri
itu maupun warga negara asing yang ada di negara tersebut. Contoh : Output dari
Citibank (milik AS) di Indonesia masuk dalam GNP AS dan tidak masuk GNP
Indonesia tetapi merupakan GDP Indonesia.
3. GNP/GDP Nominal & Riil
GNP/GDP nominal mengukur nilai output
pada harga yang berlaku pada masa output diproduksi. GNP/GDP riil mengukur
nilai output pada periode kapan saja pada tingkat harga suatu tahun dasar (base
year)
Contoh : misalkan suatu negara hanya
menghasilkan dua jenis output, teh dan kopi.
· GDP nominal tahun 2000 :
Teh : 100 ton @ $1/kg
= $100.000
Kopi : 50 ton
@
$2/kg
= $100.000
Total
= $200.000
· GDP nominal tahun 2006 :
Teh : 120 ton @ $1,5/kg
= $180.000
Kopi : 100
ton @ $2,5/kg
= $250.000
Total
= $430.000
·
GDP rill tahun 2006
(tahun dasar tahun 2000)
Teh : 120 ton @ $1/kg
= $120.000
Kopi : 100
ton @ $2/kg
= $200.000
Total
=
$320.000
4. GNP/GDP Potensial & Aktual
(Sebenarnya)
GNP/GDP potensial (pendapatan
nasional) potensial adalah nilai output atau pendapatan nasional yang
seharusnya dapat dihasilkan jika semua sumberdaya dimanfaatkan pada tingkat
normal. GNP/GDP aktual (pendapatan nasional sebenarnya) adalah nilai output
atau pendapatan nasional yang pada kenyataannya dihasilkan.
5. GNP/GDP Gap (Senjang Keluaran, Senjang GNP/GDP)
GNP/GDP gap
mengukur perbedaan antara apa yang seharusnya dapat dihasilkan jika pendapatan
potensial tercapai dengan apa yang secara aktual (sebenarnya) dihasilkan, diukur
dengan GNP/GDP saat ini.
6. Produk Nasional Neto (Net National
Product)
Produk Nasional Neto (Net National
Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal
(sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
7. Pendapatan Nasional Neto (Net National
Income)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya
NNI dapat diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti pajak penjualan, pajak hadiah,
dll.
8. Pendapatan Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan perseorangan (Personal
Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer
payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus
dikurangi dengan pajak laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha
kepada pemerintah), laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di
dalam perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja
dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga
kerja tersebut tidak lagi bekerja).
9. Pendapatan
yang siap dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan yang
siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini
diperoleh dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung.
Pajak langsung (direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib
pajak, contohnya pajak pendapatan.
3. Business
Cycle (Siklus Bisnis = Konjungtur)
Business
cycle adalah pasang surutnya aktivitas bisnis yang terjadi pada kecenderungan
jangka panjang. Siklus bisnis merupakan cerminan fluktuasi tahunan pada laju
pertumbuhan GNP/GDP riil
Lembah (trough)
·
Tingginya pengangguran
·
Rendahnya tingkat
permintaan
·
Rendahnya kapasitas
produksi
·
Terdapat sejumlah
kapasitas produksi yang tidak digunakan
·
Keuntungan bisnis rendah
·
Banyak perusahaan yang
enggan untuk berinvestasi
Pemulihan
(Recovery = Expansion)
- Meningkatnya kesempatan kerja, pendapatan, dan belanja konsumsi
- Adanya penggantian mesin-mesin tua
- Meningkatnya produksi, penjualan dan laba
- Meningkatnya investasi
Puncak
(Peak)
- Kapasitas produksi terpasang mengalami utilisasi (penggunaan) yang tinggi
- Mulai terasa kekurangan tenaga kerja dan bahan baku
- Biaya & tingkat harga naik akan tetapi bisnis masih menguntungkan
Resesi (recession = contraction)
- Terjadinya penurunan aktivitas ekonomi
- Permintaan, produksi dan kesempatan kerja menurun
- Laba perusahaan turun
- Pendapatan rumah tangga menurun
- Investasi menjadi tidak menguntungkan
4. Perhitungan
Pendapatan Nasional
Terdapat tiga cara perhitungan
pendapatan nasional (GNP/GDP) suatu negara, yaitu :
- Perhitungan dari sisi output (output approach = metode produksi)
- Perhitungan dari sisi pengeluaran (expenditure approach)
- Perhitungan dari sisi pendapatan (income approach)
1.
Perhitungan
Pendapatan Nasional Dari Sisi
Output (Output Approach =
Metode
Produksi)
Dengan
metode ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan produksi
(output) barang-barang dan jasa-jasa selama satu periode tertentu. Di
Indonesia, pendapatan nasional dihitung dari penjumlahan output yang dihasilkan
sektor-sektor dalam perekonomian, seperti sektor pertambangan, pertanian,
kehutanan, pariwisata, perdagangan dll. Unit-unit produksi tersebut dalam
penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha (sektor) yaitu :
·
Pertanian,
Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
·
Pertambangan
dan Penggalian
·
Industri
Pengolahan
·
Listrik,
Gas dan Air Bersih
·
Konstruksi
·
Perdagangan,
Hotel dan Restoran
·
Pengangkutan
dan Komunikasi
·
Keuangan,
Real Estate dan Jasa Perusahaan
·
Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah. Setiap
sektor tersebut dirinci lagi menjadi sub-sub sektor.
Dalam
perhitungannya digunakan perhitungan nilai tambah (added value) Dalam perhitungan ini nilai output
harus dikurangi nilai input yang merupakan output dan dibeli dari perusahaan
lain. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perhitungan dua kali (double
counting) nilai output.
Contoh :
Nilai produksi
bruto minyak goreng sawit tahun 2006 = $1.400 juta
Bahan
baku (kelapa sawit) dan bahan baku penolong lain = $ 800 juta
Nilai
tambah bruto minyak goreng sawit = $1.400 juta - $ 800 juta = $ 600 juta
2.
Perhitungan
Pendapatan Nasional Dari Sisi Pengeluaran (Expenditure
Approach)
Pendapatan
nasional dihitung dari sisi pengeluaran dengan menjumlahkan berbagai pengeluaran
yang diperlukan untuk membeli output akhir. Ini merupakan jumlah dari empat
kategori pengeluaran, yaitu : konsumsi (consumption), investasi (investment),
pemerintah (government expenditure), dan ekspor neto (nett export = selisih
ekspor dengan impor).
1.
Pengeluaran Konsumsi (Consumption = C)
Ini
merupakan pengeluaran pada semua barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual
kepada pembeli akhir. Dalam
perhitungan ini dikecualikan rumah tinggal yang dihitung sebagai investasi.
2.
Pengeluaran
Investasi (Investment = I)
Ini merupakan pengeluaran pada
barang-barang investasi, yaitu barang-barang yang tidak digunakan untuk
konsumsi sekarang, termasuk persediaan (inventory), barang modal (seperti
pabrik, mesin dan gudang) dan rumah tinggal.
3.
Belanja
Barang dan Jasa Oleh Pemerintah (Government Expenditure = G)
Yang dimasukkan sebagai bagian GNP/GDP
hanyalah pengeluaran pemerintah dalam menghasilkan barang dan jasa yang
sekarang saja. Sedangkan pembayaran transfer (transfer payment), seperti
pembayaran jaminan sosial, asuransi, pensiun dan kesejahteraan tidak
dimasukkan.
4.
Ekspor Neto (Nett Export = X-M)
Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor
suatu negara
Secara
matematis, pendapatan nasional dari sisi pengeluaran digambarkan sbb. :
Y = C + I + G + NX atau
Y = C + I + G + X – M
3. Perhitungan
Pendapatan Nasional Dari Sisi Pendapatan
Dari sisi
pendapatan, pendapatan nasional merupakan penjumlahan balas jasa yang diterima
oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu
negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa faktor
produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan
keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung
lainnya. Dalam definisi ini, PDB mencakup juga penyusutan dan pajak tidak
langsung neto (pajak tak langsung dikurangi subsidi).
1) Upah
atau gaji, yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja. Termasuk di sini upah
bersih (take home pay), pajak penghasilan, jaminan sosial, iuran dana pensiun
dan imbalan lainnya.
2) Sewa,
yaitu pembayaran atas faktor yang disewa.
3) Bunga,
yaitu termasuk bunga yang dihasilkan dari deposito di bank, bunga pinjaman
kepada perusahaan dan bermacam-macam pendapatan investasi lainnya.
4) Laba,
yaitu baik laba yang dibagikan (dividen) dan laba yang ditahan dimasukkan dalam
perhitungan pendapatan nasional.
5) Pajak
usaha tidak langsung, yaitu pajak atas produksi dan penjualan barang dan jasa.
6) Subsidi
pemerintah pada barang dan jasa dikurangkan dari perhitungan pendapatan
nasional.
5. Kegunaan Statistik Pendapatan Nasional
Data pendapatan nasional adalah salah satu indikator
makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian nasional setiap tahun.
Manfaat yang dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah :
- GDP harga berlaku nominal menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu negara. Nilai GDP yang besar menunjukkan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya.
- GNP harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.
- GDP harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setipa sektor dari tahun ke tahun.
- Distribusi GDP harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu negara. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu negara.
- GDP harga berlaku menurut penggunaan menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
- Distribusi GDP menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
- GDP penggunaan atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
- GDP dan GNP per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai GNP dan GDP per kepala atau per satu orang penduduk.
- GDP dan GNP per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
Disamping itu, perhitungan pendapatan nasional juga
memiliki manfaat-manfaat lain, diantaranya untuk mengetahui dan menelaah
struktur perekonomian nasional. Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk
menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian atau
jasa. Contohnya, berdasarkan pehitungan pendapatan nasional dapat
diketahui bahwa Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris,
Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk
negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.
Disamping itu, data pendapatan nasional juga dapat
digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekomian
terhadap pendapatan nasional, misalnya sektor pertanian, pertambangan,
industri, perdaganan, jasa, dan sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk
membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan
perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan
kebijakan pemerintah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar