MAKALAH EKONOMI MAKRO
TENTANG
KONSUMSI RUMAH TANGGA DAN
PENDAPATAN NASIONAL
DISUSUN OLEH :
1. Suci Anggrayeni 216.01.0004
2. Muhammad Chaidir 216.01.0005
3. Rita Melati 216.01.0006
4. Aman 216.01.0008
5. Farorozi 216.01.0012
6. Bayu Safta Guna 216.01.0014
7. Putri Yunika Sari 216.01.0016
8. Reimondo 216.01.0018
Dosen Pengasuh :
Drs. Syamsah Nas, MM
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI
RAWAS
(STIE-MURA)
2017
KATA PENGANTAR
Atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Konsumsi Rumah Tangga dan Pendapatan Nasional. Makalah ini kami
susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ekonomi Makro dengan Dosen Pengasuh Syamsah
Nas, MM. Dalam menyajikan Makalah ini kami sengaja menjelaskan secara praktis
dan pokok-pokoknya saja, namun demikian pembahasannya diusahakan cukup
mendalam.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih terdapat kekurangan.
Seiring perkembangan zaman globalisasi ini. Seperti pepatah mengatakan yang
tidak pernah usang “Tiada gading yang tak retak”, oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami terima.
Harapan kami, kiranya Makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pihak-pihak yang memerluhkan. Terima kasih kami sampaikan kepada pihak pihak
turut serta dalam mendukung pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat. Amin.
Lubuklinggau,
Desember 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 2
BAB
II. PEMBAHASAN
2.1 Konsumsi Dalam Perekonomian....................................................... 3
2.2 Teori Perilaku Konsumen.................................................................. 6
2.3 Rumah Tangga Konsumen........................................................... .... 7
2.4 Kegiatan Ekonomi Konsumen..................................................... .... 8
2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Konsumsi............... .... 9
2.5.1 Faktor-faktor Ekonomi........................................................... 9
2.5.2 Faktor-faktor Demografi................................................... .... 11
2.5.3 Faktor-faktor Non-Ekonomi.............................................. .... 11
2.6 Pengertian Pendapatan Nasional.................................................. .... 12
2.7 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional...................... .... 13
2.8 Manfaat Mempelajari Pendapatan
Nasional................................. .... 14
BAB
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Setiap negara mempunyai permasalahan ekonomi dan setiap
negara mempunyai cara tersendiri dalam mengatasinya. Ada negara yang dengan
tegas menentukan bahwa pemerintah yang harus mengatasi setiap masalah ekonomi,
dan pemerintahlah pula yang mengatur semua kegiatan ekonomi. Sebaliknya ada
negara yang berpendapat bahwa dalam mengatasi setiap masalah ekonomi dan
mengatur semua kegiatan ekonomi diserahkan pada pihak swasta. Selain itu ada
juga negara yang mencari jalan tengah antara keduanya.
Dalam melakukan aktivitas ekonomi, setiap rumah tangga tidak
hanya melakukan aktivitas konsumsi dan produksi secara parsial, namun melakukan
kedua aktivitas tersebut secara simultan. Namun demikian, memang ada anggota
rumah tangga secara individual melakukan aktivitas secara parsial, terutama
aktivitas konsumsi. Anggota rumah tangga yang hanya melakukan aktivitas
konsumsi pada umumnya adalah anggota rumah tangga yang belum atau sudah tidak
produktif lagi, seperti: anak-anak berusia di bawah lima tahun, anak-anak yang
masih sekolah dan orang jompo. Dalam kenyataannya, cakupan rumah tangga sebagai
satu kesatuan, tidak ada rumah tangga yang melakukan aktivitas secara parsial,
dengan kata lain aktivitas produksi dan konsumsi dilakukan secara simultan.
Pendapatan menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha. Di
Negara kita ini, berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri,
pariwisata, perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba
menghasilkan pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani
agar tetap bisa bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan
oleh berbagai sektor tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi
Negara.
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang
dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan
nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan
nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhas ilan perekonomian suatu
Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu
Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat dikatakan
semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
1.2 Rumusan
Masalah yaitu :
1.
Konsumsi
Dalam Perekonomian?
2.
Pelaku
Ekonomi Dalam Sebuah Perekonomian
3.
Bagaimana
Rumah Tangga Konsumen dilihat dari Segi Perekonomian?
4.
Factor-faktor
yang mempengaruhi tingkat konsumsi
5.
Pengertian
Pendapatan Nasional
6.
Faktor-faktor yang mempengarhi pendapatan nasional
7.
Manfaat penghitungan pendapatan nasional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsumsi
Dalam Perekonomian
Rumah tangga adalah pangkal tindakan ekonomi, segala
kegiatan dalam rumah tangga lebih dipusatkan pada pemuasan kebutuhan anggota
keluarga, baik kebutuhan saat ini maupun kebutuhan masa depan. Dengan kata
lain, rumah tangga bertindak menurut prinsip ekonomi. Rumah tangga konsumsi
adalah rumah tangga yang hanya bertujuan menggunakan kekayaan atau penghasilan
untuk mengkonsumsi barang.
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi
atau menghabiskan nilai guna suatubarang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Sedangkan konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang dan
jasa hasil produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
Ciri-ciri barang konsumsi
a.
Barang
konsumsi untuk mempeorlehnya diperlukan pengorbanan (barang ekonomi)
b.
Barang
konsumsi dikerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia
c.
Manfaat
nilai atau jumlah barang yang digunakan tersebut akan habis sekaligus atau
berangsur-angsur.
Benda
atau barang konsumsi dapat dibedakan sebagai berikut:
a.
Barang
yang habis dalam sekali pemakaian, misalnya makanan, minuman, dan obat-obatan.
b.
Barang
yang pemakaiannya berulang-ulang atau dalam waktu relative lama, misalnya
pakaian, sepatu dan tas.
Tujuan kegiatan konsumsi :
a. Mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa secara bertahap.
b. Menghabiskan atau mengurangi nilai
guna suatu barang sekaligus.
c. Memuaskan kebutuhan jasmani dan
rohani
Barang
dan jasa mempunyai nilai guna atau manfaat apabila dikonsumsi untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
a. Nilai pakai, yaitu kemampuan suatu
barang untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan manusia. Nilai pakai dapat
dibedakan sebagai berikut.
1) Nilai pakai subjektif, yaitu nilai
yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Misalnya cangkul bagi petani,
gergaji bagi tukang kayu.
2) Nilai pakai objektif, yaitu
kemampuan suatu barang secara umum untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan
manusia, misal : pakaian, rumah, dan sepeda.
b. Nilai tukar yaitu kemampuan suatu
barang untuk dapat ditukarkan dengan barang atau jasa lain. Nilai tukar dapat
dibedakan antara lain sebagai berikut.
1) Nilai tukar subjetif, yaitu nilai
tukar suatu barang menurut sudut pandang pemiliknya, misal beras ditukar dengan
apel.
2) Nilai tukar objektif, yaitu nilai
tukar suatu barang yang berlaku secara umum berdasarkan barnag itu sendiri,
misal sepeda motor dan televisi.
Saat ini
keberadaan keluarga dan rumah tangga sangat mempengaruhi pola dan perilaku
konsumen seseorang. Hal ini didasarkan pada gaya hidup keluarga maupun rumah
tangga tersebut. Semakin tinggi derajat dari keluarga tersebut, maka makin
tinggi pula tingkat perilaku konsumen mereka. Sebagai contoh, jika dalam suatu
keluarga dan rumah tangga merasa memerlukan atau membutuhkan mobil ataupun
motor untuk keperluan transportasi , serta memerlukan fasilitas-fasilitas
elektronik maupun furniture, dan mereka memiliki kemampuan untuk membeli
kebutuhan tersebut maka mereka akan membelinya. Dan sebaliknya, jika keluarga
dan rumah tangga memiliki berbagai kebutuhan, tetapi tidak diimbangi oleh
kemampuan untuk membelinya, maka mereka akan memilih atau memprioritaskan kebutuhan
mereka yang lebih penting. Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara eksensif. Para
pemasar tertarik dengan peran dan pengaruh relatif dari suami istri, dan
anak-anak dalam pembelian berbagai macam produk dan jasa. Peran dan pengaruh
ini akan sangat bervariasi di negara-negara dan kelas-kelas sosial yang
berbeda.
Studi
tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah
penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya
keluarga timbul karena dua alasan :
a.
Banyak
produk yang dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, mungkin dengan
melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga besar. Mobil
biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja
mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari kegiatan
waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat perbelanjaan
setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota keluarga yang
membeli berbagai barang rumah tangga, busana, dan bahan makanan.
b.
Ketika
pembelian dibuat oleh individu, keputusan pembelian individu bersangkutan
mungkin sangat dipengaruhi oleh anggota lain.dalam keluarganya. Orang yang
bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan keluarga mungkin
bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi dipengaruhi oleh
preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen tersebut mungkin
menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan mengemudikan merek
mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga. Pengaruh keluarga
dalam keputusan konsumen tersebut benar-benar meresap.
2.2 Teori
Perilaku Konsumen
Setiap hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala
prioritas karena kebutuhan tak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia
sangat terbatas. Konsep pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari
konsumen. Konsep dasar perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu
berusaha untuk mencapai utilitas (utility) maksimal dalam pemakaian barang yang
dikonsumsinya. Kegunaan (utility) adalah derajat seberapa besar sebuah barang
atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Kegunaan atau nilai guna suatu
barang dapat didasarkan dalam hal berikut ini.
1.
Nilai
guna total (total utility) adlaah kepuasan total yang dinikmati oleh konsumen
dalam mengonsumsi sejumlah barang atau jasa tertentu secara keseluruhan.
2.
Nilai
guna maksimal (marginal utility) adlaah tambahan kepuasan yang dinikmati oleh
konsumen dari setiap tambahan barang atau jasa yang dikonsumsinya.
3.
Nilai
guna yang semakin menurun (diminishing return) atau pemenuhan secara vertical
yaitu nilai guna yang diperoleh konsumen untuk setiap tambah konsumsi yang
dilakukan pada mulanya meningkat, tetapi sampai pada titik tertentu akan
mengalami penurunan. Menurut Herman Henrich Gossen (1818-1859) ekonomi Jerman
yang dikenal dengan Hukum Gossen I (Hukum kegunaan marginal yang menurun) yang
bunyinya : jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus-menerus,
maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan
tersebut semakin menurun sampai akhir mencapai batas jenuh.
4.
Nilai
guna yang sama atau pemenuhan secara horizontal dikenal dengan Hukum Gossen II
yang menyatakan bahwa konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga
nilai guna marginal setiap barang dan jasa yang dikonsumsi akan sama, artinya
unit terakhir dari masing-masing produk yang dikonsumsi memiliki nilai sama.
2.3 Rumah
Tangga Konsumen
Rumah tangga konsumen adalah pelaku ekonomi yang terdiri
atas ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lainnya. Rumah tangga keluarga
termasuk kelompok pelaku ekonomi yang cakupan wilayahnya paling kecil. Rumah
tangga keluarga adalah pemilik berbagai faktor produksi. Faktor-faktor produksi
yang terdapat pada rumah tangga keluarga antara lain tenaga kerja, tenaga
usahawan, barang-barang modal, kekayaan alam, dan harta tetap (seperti tanah
dan bangunan). Faktor-faktor produksi yang disediakan oleh rumah tangga
keluarga akan ditawarkan kepada sektor perusahaan. Misalnya setiap orang tua
bekerja. Mereka disebut pelaku produksi. Karena mereka telah memberikan tenaga
mereka untuk membantu menghasilkan barang atau jasa. Pada saat rumah tangga
keluarga bekerja, mereka akan memperoleh penghasilan. Penghasilan yang
diperoleh rumah tangga keluarga dapat berasal dari usaha-usaha berikut ini.
a.
Usaha
sendiri, misalnya dengan melakukan usaha pertanian, berdagang, industri rumah
tangga, penyelenggaraan jasa, membuka toko kelontong, dan sebagainya.
Penghasilan yang diperoleh dari usaha sendiri berupa keuntungan.
b.
Bekerja
pada pihak lain, misalnya dengan menjadi karyawan perusahaan atau pabrik,
pegawai negeri sipil, dan sebagainya. Orang yang bekerja pada orang lain akan
memperoleh upah atau gaji.
c.
Menyewakan
faktor-faktor produksi, seperti menyewakan rumah, tanah, dan sebagainya.
Penghasilan yang diperoleh dari menyewakan faktor-faktor produksi adalah uang
sewa. Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga tersebut
dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang atau jasa dan ditabung.
2.4 Kegiatan
Ekonomi Konsumen
Jumlah pembelian rumah tangga ke atas barang dan jasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam penghitungan pendapatan nasional
data yang dikumpulkan adalah jumlah perbelanjaan yang dilakukan dalam satu
tahun.
Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk
membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar
pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang
tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaan
tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa untuk memuaskan
keinginan memiliki dan menggunakan barang tersebut.
Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga
digolongkan sebagai konsumsi (rumah tangga). Kegiatan rumah tangga untuk
membeli rumah digolongkan sebagai investasi. Seterusnya, sebagian pengeluaan
mereka, seperti membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak
yang sedang bersekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia tidak
merupakan perbelanjaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dalam
perekonomian.
a.
Membeli
berbagai Barang atau Jasa (Konsumsi)
Pada rumah tangga keluarga yang
masih rendah taraf perkembangannya, sebagian besar pendapatannya tersebut
digunakan untuk konsumsi, seperti membeli makanan, minuman, pakaian, dan
kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun untuk rumah tangga keluarga yang mempunyai
taraf perkembangan yang lebih maju, penghasilan yang diperolehnya tidak hanya
untuk konsumsi barang kebutuhan sehari-hari, tetapi digunakan juga untuk konsumsi
yang lebih tinggi seperti untuk pendidikan, perumahan, dan rekreasi. Kegiatan
konsumsi yang dilakukan oleh rumah tangga keluarga menunjukkan bahwa rumah
tangga keluarga mempunyai peran sebagai konsumen. Oleh karena itulah, rumah
tangga keluarga disebut sebagai pelaku konsumsi. Kegiatan konsumsi yang
dilakukan oleh setiap rumah tangga keluarga berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini.
1)
Kebiasaan
hidup
2)
Jumlah
anggota keluarga
3)
Status
social
4)
Lingkungan
5)
Pendapatan
b.
Disimpan/Ditabung
Sisa penghasilan yang digunakan
untuk konsumsi dapat disimpan atau ditabung. Kegiatan menabung dilakukan untuk
memperoleh dividen (bunga). Di samping itu kegiatan menabung dapat berfungsi
sebagai cadangan dalam menghadapi berbagai kemungkinan buruk di masa depan.
2.5 Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
2.5.1
Faktor-faktor Ekonomi
1. Pendapatan
Rumah Tangga (Household Income)
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Kerena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makon konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendah/menengah.
Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Kerena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pola hidup makon konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga beras kelas rendah/menengah.
2. kekayaan
Rumah Tangga (Household Wealth)
Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya: rumah,tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterimaa setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.
Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan riil (misalnya: rumah,tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterimaa setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga.
3. Jumlah
Barang-barangt Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif (menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasnya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelum membeli harus banyak menabung.
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi bisa bersifat positif (menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasnya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelum membeli harus banyak menabung.
4.
Tingkat Bunga
Tingkat bunga yang
tinggi dapat mengurangi konsumsi, baik dilihat dari sisi keluarga yang memiliki
kelebihan uang maupun yang kekurangan uang. Dengan tingkat bunga yang tinggi,
maka biaya ekonomi dari konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang ingin
mengkonsumsi dengan berutang dahulu, misalnya dengan meminjam dari bank atau
menggunakan fasilitas kartu kredit, biaya bunga semakin mahal, sehingga lebih
baik mengurangi konsumsi. Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan menyimpan uang
di bank terasa lebih menguntungkan ketimbang dihabiskan untuk dikonsumsi. Jika
tingkat bunga lebih rendah yang terjadi adalah sebaliknya.
5.
Perkiraan Tentang Masa Depan (Household
expectation about the future)
Jika rumah tangga
memperkirakan masa depannya makin baik, mereka akan merasa lebih leluasa untuk
melakukan konsumsi. Karenanya pengeluaran konsumsi cenderung meningkat.
6. Kebijakan
Pemerintah Mengurangi Ketimpangan Distribusi Pendapatan
Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambhanya pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan
Keinginan pemerintah untuk mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan ternyata akan menyebabkan bertambhanya pengeluaran konsumsi masyarakat secara keseluruhan
2.5.2
Faktor-faktor Demografi
1. Jumlah
Penduduk
Jumlah penduduk yang
banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun
rata-rata per orang atau keluaraga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat
konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah daripada penduduk Singapura,
tetapi secara absoult tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar
daripada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali
lipat penduduk Singapura.
2.
Komposisis Penduduk
Komposisi penduduk
satu negara dapat dilihat dari beberapa klasifikasi diantaranya : usia
(produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan
wilayah tinggal ( pekotaan atau pedesaan).
2.5.3
Faktor-faktor Non-Ekonomi
faktor-faktor
ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor
sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan
etika dam tata nilai karena ingin meniru kelopmok masyarakat lain yang dianggap
lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang
ratusan juta, bahakan miliarab rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman.
Dalam
dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa mempengaruhi apa, seingga
menyebabkan tejadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa saja
terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk
membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya tidak sesuai dengan
kemampuannya.
2.6 Pengertian Pendapatan Nasional
Pendapatan
Nasionala adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga
keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu
periode,biasanya selama satu tahun. Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan
untuk menilai kondisi perekonomian suatu negara adalah pendapatan nasional.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan
gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang
diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai. Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi
tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan
pembangunan negara di masa mendatang.[2]
Pendapatan
nasional dapat disebut juga sebagai ukuran nilai output berupa barang dan jasa
yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena
pendapatan nasional merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan perekonomian
suatu Negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran
suatu Negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu Negara maka dapat
dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya. Namun, sesungguhnya
pendapatan nasional suatu Negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai
indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu Negara. Sebagai contoh,
meskipun pendapatan nasional Indonesia pada tahun 2010 naik dari tahun
sebelumnya, tetapi tetap saja masih (sangat) banyak rakyat Indonesia yang
sampai saat ini hidup di bawah garis kemiskinan.[3]
2.7 Faktor
Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional
Ø Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat
harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan
penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran
barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu.
Konsumsi merupakan salah satu faktor yang
memengaruhi pendapatan nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau
penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan
pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara
keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan agregat cenderung mengakibatkan
kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan nasional), yang
selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan pada tingkat
penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Ø
Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh
barang-barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya
satu tahun), sedangkan tabungan (saving) adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara konsumsi,
pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas
tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.
Ø
Investasi
Pengeluaran untuk investasi merupakan salah satu
komponen penting dari pengeluaran agregat.
2.8 Manfaat Mempelajari Pendapatan
Nasional
Beberapa
manfaat mempelajari pendapatan nasional suatu negara, yaitu sebagai berikut:[7]
1.
Mengetahui
tentang struktur perekonomian suatu Negara.
2.
Dapat
membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar
propinsi.
3.
Dapat
membandingkan keadaan perekonomian antar Negara.
4.
Dapat
membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Rumah tangga adalah pangkal tindakan ekonomi, segala
kegiatan dalam rumah tangga lebih dipusatkan pada pemuasan kebutuhan anggota
keluarga, baik kebutuhan saat ini maupun kebutuhan masa depan. Dengan kata
lain, rumah tangga bertindak menurut prinsip ekonomi.
Rumah tangga konsumsi adalah rumah tangga yang hanya
bertujuan menggunakan kekayaan atau penghasilan untuk mengkonsumsi barang.
Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan
nilai guna suatubarang dan jasa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sedangkan konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang dan jasa hasil
produksi untuk memenuhi kebutuhannya.
Jumlah pembelian rumah tangga ke atas barang dan jasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam penghitungan pendapatan nasional
data yang dikumpulkan adalah jumlah perbelanjaan yang dilakukan dalam satu
tahun.
Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk
membeli makanan, membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar
pendidikan anak, membayar sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang
tersebut dibeli rumah tangga untuk memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaan
tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli barang dan jasa untuk memuaskan
keinginan memiliki dan menggunakan barang tersebut.
Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga
digolongkan sebagai konsumsi (rumah tangga). Kegiatan rumah tangga untuk
membeli rumah digolongkan sebagai investasi. Seterusnya, sebagian pengeluaan
mereka, seperti membayar asuransi dan mengirim uang kepada orang tua (atau anak
yang sedang bersekolah) tidak digolongkan sebagai konsumsi karena ia tidak merupakan
perbelanjaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
4.2 Saran
Untuk dapat memperlancar semua kegiatan ekonomi dari
pemerintahan, maka diperlukan kontribusi yang lebih baik dari semua pelaku
ekonomi yang ada dalam sebuah perekonomian, sehingga akan terbentuk sebuah
rumah tangga pemerintahan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Herlambang,
Tedy dkk. Ekonomi Makro: Teori, Ekonomi dan Kebijakan. PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta : 2001
http://id,wikipedia.org/wiki/pengantar_ilmu_ekonomi _makro
[2]Pendapatan_Nasioanal_Ekonomi_Makro,hlm.1(Online)
http://iinwulandari13.blogspot.co.id/2015/02/pendapatan-nasional-ekonomi-makro_27.html, diakses pada 12 Desember 2017.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar