“Makalah Faktor Penyebab Kegelisahan “
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini tepat pada waktunya.
Tugas
ini mengamati tentang “ Faktor Penyebab Kegelisahan ”. Semoga tugas ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna
untuk menambah pengetahuan bagi para mahasiswa.
Tugas
ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saya harapkan kepada
dosen dan teman–teman untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan Tugas ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................i
Daftar isi
..............................................................................................ii
BAB I :
Pendahuluan........................................................................................1
1.
Latar
Belakang
...........................................................................1
2.
Rumus
Masalah ..........................................................................1
3.
Manfaat
Penulisan ......................................................................1
BAB II :
Pembahasan ........................................................................................2
1.
KetidakPastian ...................................................................2
2.
Keterasingan .................................................................4
3.
Kesepian. ............................................................................7
BAB III :
Penutup ..............................................................................................
9
1.
Kesimpulan
................................................................................
9
Daftar Pustaka...................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Kegelisahan sering kali dialami oleh manusia hal ini
dikarenakan manusia sering mengalami ketidakpastian, keterasingan, dan
kesepian. Sebagai manusia yang memiliki agama sebagai pandangan hidupnya
seharusnya bisa mengatasi kegelisahan pada dirinya. Karena kegelisahan dapat
membawa pengaruh negatif baik kepada diri sendiri, orang lain bahkan lingkungan
sekitar.
Penjelasan diatas secara eksplinsit menjelaskan bahwa
manusia harus menghindari suatu keadaan yang disebut “kegelisahan” karena
membawa pengaruh buruk terhadap diri manusia itu sendiri, dan lingkungan
sekitarnya. Maka dari itu pemakalah mengangkat judul makalah Kegelisahan dan
penyebabnya, agar disini setiap individu dapat memahami apa sebenarnya
kegelisahan dan penyebabnya serta bagaimana mengatasinya
·
Rumusan masalah
1.
Jelaskan Yang Di Maksud Dengan Faktor Penyebab
kegelisahan
-
Ketidakpastian
-
Keterasingan
-
Kesepian
·
Tujuan Penelitian
-
Mengetahui mengenai defenisi kegelisahan
-
Mehami kaitan antara kegelisahan, pengaruh dan Harapan
-
Mengetahui hal-hal yang menjadi faktor penyebab
kegelisahan
-
Mengetahui bagaimana Usaha-usaha mengatasi kegelisahan
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR KEGELISAHAN
v Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata “tidak pasti” artinya
tidak menentu (pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah
dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu semua akibat pikirannya yang tidak dapat
konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu disebabkan oleh berbagai sebab,
yang paling utama adalah kekacauan pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan
adalah bagian hidup manusia. Setiap orang hidup pasti pernah mengalaminya,
Bahkan anak kecil sekalipun pernah mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil
ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya
ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.Menurut Siti
Meichati dalam bukunya Kesehatan Mental menerangkan beberapa penyebab seseorang
tak dapat berpikir dengan pasti. Sebab-sebab itu ialah :
a)
Obsesi
Obsesi merupakan gejala neurose jiwa, yaitu adanya
pikiran atau perasaan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal
yang tak menyenangkan, atau penyebab lain yang tidak diketahui oleh penderita.
Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.
Contoh :
Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat
berpikir olehnya ada kswan yang ingin menjatuhkannya. Pikirannya itu semakin
menjadi-jadi, apalagi setelah ia mengalami kerugian.
b)
Phobia
Yaitu rasa ketakutan yang takterkendalikan atau tidak
normal terhadap sesuatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebab-sebabnya.
Contoh :
Orang yang takut terhadap tempat yang tinggi. Secara
tidak sengaja, ia terus menelusuri jalan mendaki. Sesampainya di puncak
ketinggian, ia ketakutan luar biasa.
c)
Kompulasi
Ialah adanya keraguan yang sangat mengenai apa yang
telah dikerjakannya, sehingga ada dorongan yang tidak disadari untuk selalu
melakukan perbuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
Contoh :
Keinginannya mengambil barang orang (mencuri), padahal
barang itu tidak bermanfaat baginya, dan ia mampu andaikata ingin membelinya.
d)
Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental
kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
Contoh :
Neneng, seorang gadis yang cukup manis, suatu hari
melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah
dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk di hatinya dan setibanya di rumah dia
beteriak histeris.
e)
Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena
berdasarkan keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar
kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman.
Ada tiga macam delusi, yaitu :
1. Delusi
persekusi : menganggap adanya keadaan yang jelek di sekitarnya. Akibatnya,
banyak orang menjauhinya.
2. Delusi
keagungan : menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti ini
biasanya gila hormat dan menganggap orang di sekitarnya tidak penting.
Akibatnya, semua orang menjauhinya. Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi.
3. Delusi
melancholis : merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat
mengakibatkan buyutan atau dikenal dengan nama delirium tremens., hilangnya
kesadaran dan menyebabbkan otot-otot tak terkuasai lagi. Ia kehilangan
ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum
pernah dialami.
f) Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera.
Seperti para prewangan (medium) dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi.
Dengan sugesti diri, orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan,
misalnya dapat dialami oleh orang yang mabuk atau pemakai obat bius.
Kadang-kadang karena halusinasi, orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap
dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya. Ini tampak pada perbuatan-perbuatan
penderita (penderita itu dapat menyadari perbuatannya itu, tetapi tidak dapat
menahan rangsangan khayalan sendiri).
Contoh :
Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah, ia
makin banyak minumnya sehingga mabuk dan mengoceh (berbicara) tidak menentu.
g)
Keadaan emosi
Dalam keadaan tertentu, seseorang sangat dipengaruhi
oleh emosinya. Jika emosi telah menguasai keseluruhan pribadinya, ia akan
mengalami gangguan nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat,
keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya bisa apatis atau bisa juga
terlalu gembira dengan melampiaskan dalam gerakan-gerakan lari-larian,
menyanyi, tertawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan,
tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, resah, suka mengeluh, tidak mau
berbicara, diam seribu bahasa, atau termenung menyendiri. Orang seperti ini
tidak mungkin dapat berpikir dengan tenang dan baik.
Untuk mengatasi atau menghilangkan pikiran yang kacau
itu perlu mencari penyebabnya. Andaikata telah diketahui penyebabnya, namun
kekacauan pikiran tersebut tidak hilang, penderita perlu diajak ke psikolog.
v Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, asal kata
dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang,
sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari
yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan
dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari yang lain atau terpencil.
Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah keterasingan, yang jelas ia
merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian dari hidup manusia,
sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun memiliki sifat universal.
Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal perbedaan manusia.
Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami keterasingan ini,
meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
Contoh :
- Jaksa Penuntut Umum menganggap Tahir Bin Jarot sebagai keturunan penjahat. Ia menjadi penjahat, karena dalam darahnya mengalir darah penjahat. Ia sangat berbahaya, karena itu ia harus dibuang ke Nusa Kambangan selama 7 tahun. Di sana ia mengalami keterasingan
- Murni gadis lincah, bebas, dan pandai bergaul. Kawannya banyak dan hilir mudik bergantian datang dan mengajak pergi. Pada suatu hari tersiar berita ia mendapat “kecelakaan”. Sejak itu ia tidak pernah menampakkan diri dan tak ada kawan yang hilir mudik datang berkunjung dan mengajak pergi. Ia menyembunyikan diri di kamar, malu keluar. Ia hidup dalam keterasingan.
- Sebab-sebab keterasingan adalah :
- Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat, antara lain mencuri, bersikap angkuh atau sombong. Sikap dan perbuatan seseorang tidaklah mesti sesuai dengan aspirasi orang lain, lebih-lebih dalam masyarakat yang beragam seperti masyarakat kita ini, bilamana ketidaksesuaian ini berkembang bisa diduga akan timbul jarak antara orang satu dengan lainnya. Ketidaksesuaian ini bisa jadi timbul lantaran seseorang menampakkan sikap dan perbuatan yang di mata orang lain negatif seperti misalnya sombong, menganggap dirinya lebih tinggi, angkuh, kaku, pemarah, dan semacamnya.Sikap yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah, dan suka berkelahi. Sikap seperti itu menjauhkan kawan dan mendekatkan lawan. Orang segan berkawan dengan orang yang bersikap seperti itu, sebab takut terjadi konflik batin atau konflik fisik.
- Sikap rendah diri
Sikap rendah diri menurut Alex Gunur adalah sikap
kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak
berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu di hadapan orang
lain. Sikap ini disebut juga sikap minder. Jadi, bukan orang lain yang
menganggap dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri, tetapi juga tidak
baik bagi masyarakat. Sikap rendah diri disebabkan antara lain kemungkinan
cacat fisik, status sosial-ekonominya, rendah pendidikannya, dan karena
kesalahan perbuatannya , berikut penjelasannya.
a.
Keterasingan
karena cacat fisik
Cacat fisik tidak perlu membuat hidup terasing karena
itu adalah kehendak Tuhan. Namun, seringkali manusia memiliki jalan pikiran
yang berbeda. Erasa malu anak atau cucunya cacat fisik, maka disingkirkannya
anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam keterasingan.
b.
Keterasingan karena sosial ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah anugerah Tuhan. Orang
tidak boleh membanggakan kekayaan dan tidak boleh pula merasa rendah diri
karena keadaan ekonomi yang minim. Namun dalam kenyataan lain keadaannya,
orang-orang yang tergolong lemah ekonominya seringkali merasa rendah diri.
Akibatnya orang-orang kaya sering membanggakan kekayaannya, meskipun tanpa
disengaja.
c.
Keterasingan karena rendah pendidikan
Banyak juga orang yang merasa rendah diri karena
rendah pendidikannya dan tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang yang
berpendidikan tinggi dan banyak pengalaman.Dalam pergaulan orang-orang yang
berpendidikan rendah dan kurang berpengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan
diri karena merasa sulit menempatkan diri. Ingin bertanya takut salah,juga
takut ditanya, takut jawabannya tidak benar. Akibatnya ia menjauhkan diri dari
pergaulan.
Akan tetapi, orang seperti itu masih lebih baik dari
pada mereka yang berlagak pintar dan akhirnya menjadi bahan tertawaan.
Contoh :
1. Akil yang
merasa berpendidikan rendah, tidak mau bercakap-cakap dengan tamu dalam
pertemuan itu. Apalagi tamu-tamu itu sebentar-sebentar mempergunakan bahasa
asing yang belum pernah didengarkannya. Ia merasa makin takut meskipun
pakiannya tidak kalah dengan mereka karena pendidikan dan pengalamannya jauh
lebih rendah dari mereka. Karena itu ia menghindarkan diri dan menyendiri saja.
2. Lain halnya
dengan Dodo, biarpun pendidikannya rendah, ia tidak perduli. Dalam pertemuan ia
tanya sini tanya sana, sehingga tidak jarang membuat orang heran, sebab
pertanyaan tidak dapat dimengerti sebaliknya bila ditanya lain pula jawabannya.
Akhirnya ia kurang diperhatikan orang dan tersisihkan dari pergaulan.
d.
Keterasingan
karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa
malu, dunia rasanya sempit, bila melihat orang, mukanya ditutupi. Itu semua
akibat dari perbuatannya, yang tidak bisa diterima oleh masyarakat
lingkungannya. Banyak perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Contoh :
Selama ini Tn. Adi terkenal sebagai orang terhormat.
Semua penduduk di wilayahnya mengenal siapa Tn. Adi, pegawai tinggi suatu
instansi, ramah, dan dermawan. Tiba-tiba tersiar berita di koran bahwa Tn. Adi
tersangkut korupsi milyaran. Dengan adanya berita itu, Tn. Adi tidak pernah
keluar, apalagi bergaul. Setiap ada undangan tidak pernah datang. Ia mengurung
diri di rumah, hidup dalam keterasingan.
1.
Takut kehilangan hak
Contoh :
- Oyong mempunyai sifat pemarah, sebentar-bentar menantang orang dan mengajaknya berkelahi. Ia menganggap lawannya pasti kalah. Ia tak kenal istilah musyawarah, akibatnya semua teman-temannya perlahan-lahan menjauhinya, sehingga ia terasing dari pergaulan.
- Dede seorang anak anggota militer. Setiap bertengkar dengan kawan-kawannya selalu membawa nama bapaknya, sehingga kawan-kawannya segan bergaul dengannya. Akibatnya ia tak berkawan, hidup hanya dengan keluarganya sendiri, ia hidup dalam keterasingan.
Jadi, bila kita renungkan, orang hidup dalam
keterasingan karena takut kehilangan haknya. Seperti halnya Oyong yang merasa
takut kehilangan hak nama baiknya. Ia merasa lebih dari orang lain, sehingga
bila ada orang yang melebihinya, ia segera mengajaknya berkelahi. Demikian
Marni, karena perbuatannya yang melanggar susila, ia takut kehilangan hak nama
baiknya.
2.
Kerinduan
Kadang-kadang keterasingan disebabkan pula oleh rasa
kerinduan yang begitu hebat baik terhadap keluarga, teman, suasana,atau bahkan
terhadap suatu tempat. Adalah satu hal yang wajar apabila seseorang yang
berada jauh dari keluarga akan merasakan kerinduan yang begitu hebat terhadap
keluarganya. Dalam kondisi yang demikian ini tidak heran kalau kemudian yang
bersangkutan merasa terasing, kendatipun lingkungan sekitarnya mampu memenuhi
kebutuhannya.
v Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi,
lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan, tidak banyak tamu, tidak
banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi
atau hal sepi.
Contoh :
- Setelah anaknya yang telah menikah itu memiliki rumah sendiri, ibu Hadi merasa kesepian.
- Setelah tembakan gencar itu berhenti, jalan-jalan tampak sepi. Orang-orang takut keluar, bahkan suara deru mobil pun tak kedengaran.
- Karena pak Parman dan ibu Parman kurang bergaul, ditambah keadaan hari itu hujan lebat, maka resepsi perkawinan anaknya sepi, tamu kurang sekali.
Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena
kesepian merupakan bagian hidup manusia. Lama atau sebentar perasaan kesepian
ini bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.
1.
Sebab-sebab
terjadinya kesepian
Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Salah
satunya adalah frustasi. Orang yang frustasi tidak mau diganggu,ia lebih senang
dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup
sendiri.
Contoh :
Pangeran Sidharta, putra raja Kapilawastu,
meninggalkan istana, tempat kemewahan, keramaian, dan keindahan. Karena
frustasi menyaksikan kontradiksi keadaan diluar istana yang penuh penderitaan,
maka ia meninggalkan istana dan pergi ke hutan ke tempat yang lebih sunyi untuk
mencari hakikat hidup.
Bila kita perhatikan sepintas lalu mungkin
keterasingan dan kesepian hampir serupa, tetapi sebenarnya tidak sama, walaupun
keduanya ada hubungannya. Perbedaan antara keduanya hanya terletak pada sebab
akibat.
Kesepian merupakan akibat dari keterasingan dan
keterasingan sebagai akibat sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga
dijauhi kawan-kawan sepergaulan. Akibatnya, orang yang dijauhi itu hidup
terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga mereka merasa kesepian.
2.
Usaha-usaha
Mengatasi Kegelisahan
Kegelisahan nyatanya membuat pikiran dan
perasaan seseorang merasa tidak nyaman. Ada beberapa usaha – usaha yang perlu
kita ketahui untuk mengatasi kegelisahan, diantara nya :
- Bersikap tenang
Tenang merupakan sikap mengontrol perasaan menjadi
rileks. Pada saat seseorang merasa gelisah, sikap tenang dapat membantu
menghilangkan atau mengurangikegelisahan dengan me rileks kan perasaan serta
fikiran.
- Intropeksi diri
Pada saat gelisah, intropeksi diri sangat diperlukan
untuk membantumenghilangkanperasaan gelisah. Dengan adanya intropeksi diri
seseorang akan mulai berfikir apa penyebabkegelisahan nya dan bagaimana cara
menyelesaikanpermasalahan nya tanpa harusmerasa gelisah.
- Berserah diri kepada Tuhan
Kegelisahan terkadang membuat diri seseorang lupa akan
ada nya Tuhan
yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita
memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluardari kegelisahan yang kita alami.
yang selalu siap membantu . Apapun yang membuat kita gelisah, apabila kita
memasrahkan diri kepada tuhan kemungkinan tuhan akan memberikan jalan keluardari kegelisahan yang kita alami.
- Bercerita kepada seseorang
Apabila sedang mengalami kegelisahan, alangkah baik
nya apabila seseorang dapat menceritakan permasalahan yangmembuatnya gelisah.
Dengan adanya bercerita kepada seseorang, permasalahan yangsedang dialami bisa
mendapatkankan pendapat ataupun saran. Jadi kemungkinan kegelisahan tidak akan
bertambah dengan adanya pendapat atau saran yang diterima.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegelisahan selalu mengarah pada
suasana negatif atau ketidaksempurnaan, tetapi mempunyai harapan. Kegelisahan
mempunyai arti negatif apabila seseorang tidak mampu keluar dari kegelisahan
itu sendiri atau keadaan gelisah, tetapi bagi seseorang yang mampu keluar dari
kegelisahan itu , maka merupakan suatu arti positif yang mana seseorang merasa
optimis karena masih ada harapan bebas dari kegelisahan, yang mendorong manusia
mencari kesempurnaan dan mendorong menjadi kreatif dan produktif.
Daftar Pustaka
Muhammad
Abdulkadir,2005. Ilmu sosial budaya dasar, Bandung: PT. Citra aditya
bakti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar