Visi dan Misi Perusahaan
Sriwijaya Air
1. Visi Perusahaan Sriwijaya Air
Perusahaan penerbangan yang eksis di
kawasan dornestik yang mengutamakan kualitas layanan, didukung oleh SDM yang
handal sehingga dapat menunjang pengembangan perusahaan dan kesejahteraan
karyawan.
2. Misi Perusahaan Sriwijaya Air
Berkomitmen dalam pembinaan dan
pengembangan SDM secara profesional untuk mencapai kualitas layanan yang
terbaik sesuai harapan penumpang.
Sejarah
Sriwijaya Air
PT Sriwijaya Air lahir
sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie,
Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi
pionir berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi,
Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Sriwijaya Air didirikan
dengan tujuan untuk menyatukan seluruh kawasan Nusantara seperti keinginan raja
kerajaan Sriwijaya dahulu yang berasal dari kota Palembang. Keinginan tersebut kemudian diwujudkan
melalui pengembangan transportasi udara.
Pada tahun 2003, tepat pada
hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya Air memulai penerbangan perdananya dengan
menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP, Jakarta-Palembang PP, Jakarta-Jambi
PP, dan Jakarta-Pontianak PP.
Pada mulanya Sriwijaya Air
hanya mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang kemudian seiring waktu terus
ditambah hingga memiliki 15 armada Boeing 737-200. Sesuai dengan perkembangan
teknologi dan kebutuhan pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik, Sriwijaya
Air kemudian menambah dan memperluas jangkauan penerbangannya dari Barat ke
Timur sekaligus menambah pesawat dengan seri yang lebih baru,yaitu Boeing 737-300,Boeing 737-400, Boeing 737-500W,dan Boeing
737-800NG.
Maskapai ini sempat memesan
20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada Paris Airshow 2011,namun kemudian
pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional, dan kemudian digantikan
oleh Boeing 737-500W. Namun tidak tertutup kemungkinan bahwa Sriwijaya Air akan
memesan Embraer kembali,yang akan dialokasikan ke anak perusahaannya, yaitu NAM
Air.
Pada Agustus 2007,
Sriwijaya Air mendapatkan penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing,
yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft,
diberikan setelah inspeksi dilakukan selama beberapa bulan oleh tim dari Boeing
Company.[1]
Pada 1 Agustus 2011,
Sriwijaya Air meluncurkan buku panduan berbahasa braille dan program khusus
untuk penanganan terhadap para Tuna Netra yang terbang dengan maskapai
tersebut. Para awak kabin telah dilatih secara khusus untuk menangani penumpang
yang memiliki kelemahan tersebut,diantaranya dengan cara pendekatan personal
dan dengan sentuhan fisik.[2]
Pada 16 Juni 2015 di Paris
Air Show 2015, Sriwijaya Air mengumumkan pemesanan pasti 2 unit 737-900ER dengan 20 unit 737 MAX 8 sebagai opsi yang akan diambil pada
masa depan. Pesanan ini merupakan pertama kalinya Sriwijaya Air memesan pesawat
yang benar-benar baru dan langsung dari pabriknya. Kedua 737-900ER milik
Sriwijaya Air telah tiba bersamaan pada 23 Agustus 2015.[3]
Pada Agustus 2015,
Sriwijaya Air kembali mendapatkan sertifikasi keselamatan penerbangan, yaitu
Basic Aviation Risk Standard(BARS) yang dilakukan oleh Flight Safety
Foundation, berbasis di Amerika Serikat.[4]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar