Rabu, 16 Mei 2018

MAKALAH STRATEGI PEMASARAN BANK SYARI’AH




MAKALAH
STRATEGI PEMASARAN
BANK SYARI’AH





DISUSUN OLEH :

              NAMA     : LIA WIJAYANTI
              NIM         : 216.01.0023




DOSEN PENGASUH :
SUPRIYANTO, SP., M.Si



           SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUSI RAWAS
(STIE-MURA)
2018



KATA PENGANTAR


               Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun makalah Strategi Pemasaran tentang   Bank Syari’ahini tepat pada waktunya
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
               Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.


Lubuklinggau, 07 Mei  2018
Penulis





DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................. 2
1.3  Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Konsep Pemasaran Bank Syari’ah..................................................... 4
2.2  Kepuasan Konsumen......................................................................... 5
2.3  Kualitas Pelayanan dan Nilai............................................................. 7
2.4  Strategi Pemasaran Dalam Membangun Kepuasan
Nasabah Melalui Pelayanan dan Nilai .............................................. 8
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan....................................................................................... 11
3.2  Saran................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 13





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi, seperti pemasaran jasa bank syari’ah. Didalamnya terdapat produk-produk yang ditawarkan oleh bank syari’ah.
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama, yaitu memperoleh keuntungan. Selain itu, perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas produk yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, serta produk tersebut sesuai dengan harapan konsumen.
Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Oleh karena itu, dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan adanya sebuah strategi, diantaranya strategi pemasaran. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Nilai merupakan konsep yang sentral peranannya dalam pemasaran. Kita dapat memandang pemasaran sebagai kegiatan mengidentifikasi, menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan memantau nilai konsumen. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk hasil dalam kaitannya dengan ekspektasi. Konsumen yang tidak puas dan kecewa apabila produk yang didapatkan tidak sesuai harapan/ekspektasi. Sebaliknya, konsumen akan merasa puas ketika produk yang didapatkan melebihi harapan/ekspektasi.
Untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat dan terbaik, maka salah satunya adalah perusahaan dapat melihat dari faktor kualitas pelayanan dan nilai jasa yang diberikan kepada konsumen. Hal tersebut penting karena pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen akan suatu produk/jasa. Pemasaran juga dapat dilakukan dalam rangka menghadapi pesaing dari waktu ke waktu yang semakin meningkat.
Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

1.2  Rumusan Masalah
Dari paparan di atas, maka perlu adanya rumusan masalah dalam makalah ini. Hal ini dikarenakan agar pembahasan makalah ini tidak melebar dan lebih terfokus. Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:
1.            Bagaimana konsep pemasaran dalam bank syari’ah?
2.            Apa yang dimaksud dengan kepuasan konsumen?
3.            Apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan dan nilai?
4.            Bagaimana strategi pemasaran dalam membangun kepuasan nasabah melalui kualitas pelayanan dan nilai?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan pemakalah membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas terstruktur dari mata kuliah Manajemen Pemasaran Jasa Bank Syari’ah. Selain itu, penulisan makalah ini guna untuk mengetahui dan menjawab tentang konsep pemasaran bank syari’ah, kepuasan konsumen, kualitas pelayanan dan nilai, serta strategi pemasaran bank syari’ah dalam membangun kepuasan nasabah melalui kualitas pelayanan dan nilai. Makalah ini juga diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan pemikiran tentang manajemen pemasaran bank syari’ah.




























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Konsep Pemasaran Bank Syari’ah
Pemasaran adalah aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan atas program-program yang dirancang untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling menguntungkan melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan distribusi.[1] Sedangkan menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller dalam buku mereka “Marketing Management”, bahwa pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan manusia atau masyarakat.[2]
Secara umum pengertian pemasaran bank adalah suatu proses untuk menciptakan dan mempertukarkan produk atau jasa bank yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah dengan cara memberikan kepuasan.[3] Produk bank terdiri dari produk simpanan (giro, tabungan, dan deposito), pinjaman (pembiayaan) atau jasa-jasa bank lainnya seperti transfer, kliring, safe deposito box, kartu kredit, letter of kredit, bank garansi, traveller cheque, dan jasa-jasa bank lainnya.
Bank sebagai lembaga keuangan yang menghasilkan jasa keuangan juga membutuhkan strategi pemasaran untuk memasarkan produknya. Dampak dari perubahan teknologi juga berdampak positif terhadap perkembangan dunia perbankan. Produk yang ditawarkan kepada nasabahnya menjadi lebih cepat dan efisien. Sebagai contoh untuk pengiriman uang (transfer) dapat dilakukan pada saat itu juga dengan sistem online komputer. Padahal sebelumnya untuk mengirim uang dari satu bank ke lokasi lainnya memerlukan waktu beberapa hari. Demikian juga dalam hal penagihan (inkaso), waktu penagihan menjadi lebih cepat. Di sisi lain untuk melakukan penarikan uang saat ini tidak perlu dilakukan ke bank, tetapi cukup dapat ditarik di mesin ATM yang tersebar di berbagi tepat. Di samping itu, ATM  juga memberikan kelebihan lain, seperti informasi saldo serta melakukan berbagai pembayaran dalam waktu yang sangat cepat melalui pendebetan.
Menurut Muhammad bahwa yang mendasari dari konsep pemasaran jasa bank syari’ah, yaitu meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), permintaan (demands), produk (product), nilai (value), biaya (cost), kepuasan (satisfaction), pertukaran (exchange), dan pasar (market).[4]
Konsep inti dari pemasaran di atas adalah pertukaran. Pemasaran mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, ada lima syarat yang harus dipenuhi agar muncul potensi pertukaran, yaitu:[5]
1.        Sekurang-kurangnya ada dua pihak.
2.        Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin bernilai bagi pihak lain.
3.        Masing-masing pihak mampu berkomunikasi dan menyerahkan sesuatu.
4.        Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak tawaran pertukaran.
5.        Masing-masing yakin bahwa bertransaksi dengan pihak lain merupakan hal yang tepat dan diinginkan.
Tujuan dari kegiatan pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai yang tepat dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memenuhi harapannya sehingga dapat menciptakan tingkat kepuasan. Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang berorientasi pada profit maupun usaha-usaha sosial. Pentingnya pemasaran dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan suatu produk/jasa. Hingga pada akhirnya kegiatan pemasaran bank diharapkan dapat memberikan kepuasan kepada nasabahnya.

2.2  Kepuasan Konsumen
Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja produk (atau hasil) yang dalam kaitannya dengan harapan/ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi ekspektasi, maka konsumen tersebut akan merasa tidak puas dan kecewa. Sebaliknya, jika kinerja produk sesuai dengan ekspektasi, maka konsumen tersebut akan merasa puas.
Secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya. Kepuasan konsumen (consumer satisfaction) terjadi ketika perusahaan dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan dari konsumennya.[6]
Kepuasan konsumen adalah hasil dari pertemuan produk atau melebihi kebutuhan pembeli dan harapan. Yang penting kita juga harus menyadari bahwa konsumen saat ini ingin lebih dari sekedar produk dan layanan, mereka juga menginginkan nilai. Dalam hal ini, kepuasan konsumen merupakan konsep dasar dalam memahami hubungan perusahaan dengan konsumennya, karena pada hakekatnya kepuasan konsumen berkaitan dengan faktor internal dalam setiap individu baik organisasi maupun setiap anggota organisasi.[7]
Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan pada prinsipnya akan bermuara pada penciptaan nilai superior yang akan diberikan kepada konsumen. Penciptaan nilai yang superior akan menghasilkan tingkat kepuasan yang merupakan tingkat perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan atas kinerja produk/jasa yang diterima dan yang diharapkan. Konsep kepuasan nasabah dalam dunia perbankan antara lain:[8]
1.      Tangibles, yaitu bukti fisik yang harus dimiliki karyawan bank, seperti gedung, perlengkapan kantor, daya tarik karyawan, sarana komunikasi, dan sarana fisik lainnya.
2.      Responsivitas, yaitu adanya keinginan dan kemauan karyawan bank dalam memberi pelayanan kepada konsumen.
3.      Assurance, yaitu adanya jaminan bahwa karyawan memiliki pengetahuan kompetensi, kesopanan, dan sifat atau perilaku yang dapat dipercaya.
4.      Reliabilitas, yaitu kemampuan bank dalam memberikan pelayanan yang telah dijanjikan dengan cepat, akurat serta memuaskan konsumen.
5.      Empati, yaitu mampu memberikan kemudahan serta menjalin hubungan dengan nasabah secara efektif.

2.3  Kualitas Pelayanan dan Nilai
Pelayanan adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan yang diperoleh penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan. Perbedaan utama antara perusahaan penghasil produk berupa barang dengan perusahaan penghasil jasa adalah pada pemasarannya, dimana jasa lebih dituntut untuk memberikan kualitas layanan yang optimal dari layanan konsumennya.
Menurut Gronroos, dimensi dari kualitas pelayanan terdiri dari 3 dimensi, yaitu pertama adalah technical quality yang berhubungan dengan outcome suatu pelayanan. Kedua adalah functional quality yang lebih banyak berhubungan dengan proses delivery atau bagaimana pelayanan diberikan kepada konsumen. Ketiga adalah image atau reputasi dari produsen yang menyediakan jasa.[9]
Kualitas pelayanan terutama di bidang jasa, konsumen akan merasa puas apabila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang diharapkan. Konsumen yang merasa puas akan menunjukkan kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama.
Nilai konsumen (customer value) adalah selisih antara manfaat yang diperoleh konsumen dari suatu produk/jasa dengan upaya dan pengorbanan yang dilakukannya untuk mendapatkan dan menggunakan produk tersebut. Nilai konsumen ditentukan oleh 2 hal, yaitu biaya (cost) dan manfaat (benefit). Biaya (cost) mencakup biaya uang, waktu, energi, dan psikologi. Sedangkan manfaat (benefit) mencakup manfaat produk, jasa, pribadi, dan image.[10]
Dalam melakukan pemasaran, bank memiliki beberapa saran yang hendak dicapai. Artinya, nilai penting pemasaran bank terletak dari tujuan yang ingin dicapai tersebut seperti dalam hal meningkatkan mutu pelayanan dan menyediakan ragam produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabah. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka bank perlu:[11]
1.        Menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabahnya.
2.        Memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk pesaing.
3.        Menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap produknya.
4.        Memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangan pada saat dibutuhkan.
5.        Memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah yang bersangkutan.
6.        Berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank.
7.        Berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari nasabah yang baru, baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah.

2.4  Strategi Pemasaran Dalam Membangun Kepuasan Nasabah Melalui Kualitas Pelayanan dan Nilai
Strategi merupakan pendekatan (approach) secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan ide atau gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Strategi yang baik terletak pada koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan ide atau gagasan secara rasional, efisien, dan efektif.[12]
Perusahaan banyak menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan, salah satunya adalah memastikan kualitas produk dan jasa memenuhi harapan konsumen. Pemenuhan harapan akan menciptakan kepuasan bagi konsumen. Konsumen yang terpuaskan akan menjadi loyal terhadap suatu produk, sehingga mereka akan melakukan pembelian produk/jasa kembali, konsumen akan mengatakan hal-hal yang baik tentang perusahaan pembuat produk/jasa kepada orang lain, konsumen akan kurang memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing, serta konsumen akan membeli produk yang lain dari perusahaan yang sama.[13]
Setiap perusahaan yang menggunakan strategi kepuasan konsumen akan menyebabkan para pesaingnya berusaha keras merebut atau mempertahankan konsumen suatu perusahaan. Kepuasan konsumen merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan konsumen baik dari segi dana maupun sumber daya manusia.
Dalam rangka memenangkan persaingan antar bank dalam menjalankan bauran pemasarannya dapat dilakukan berbagai strategi. Akan tetapi, ketetapan penggunaan strategi bauran pemasaran jasa suatu bank ditentukan antara lain melalui kualitas jasa yang ditawarkan (perceived service quality). Keberhasilan faktor ini dapat diukur melalui hal-hal berikut:[14]
1.            Kualitas jasa yang dirasakan pelanggan (service performance/perceived service). Artinya, apa yang diterima nasabah pada saat menerima atau membeli jasa yang ditawarkan bank.
2.            Jasa yang diharapkan pelanggan (customer expectation). Artinya, apa yang dirasakan nasabah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan terhadap jasa yang dibelinya.
Tingginya potensi nasabah dengan rendahnya persepsi masyarakat sekarang ini terhadap jenis produk/jasa perbankan syari’ah menunjukkan minimnya informasi tentang perbankan syari’ah di masyarakat. Hal ini akan berdampak pada kurangnya tingkat kepuasan nasabah terhadap produk/jasa yang dihasilkan oleh bank syari’ah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu strategi pemasaran guna membangun kepuasan nasabah melalui kualitas pelayanan dan nilai. Adapun strategi yang dapat dilakukan oleh perbankan syari’ah, antara lain:
Pertama, strategi yang harus ditempuh perbankan syari’ah adalah adanya komunikasi eksternal baik dalam rangka edukasi prinsip syari’ah maupun produk-produk yang ditawarkan.
Kedua, menciptakan efisiensi melalui inovasi produk dan inovasi proses. Hal ini berbeda dengan perbankan konvensional yang didukung oleh banyak instrumen keuangan. Produk-produk perbankan syari’ah cenderung terbatas, mengingat belum lengkapnya instrumen keuangan syari’ah. Dengan diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah, semakin memperkuat basis perbankan syari’ah di Indonesia. Payung hukum ini juga bisa digunakan oleh perbankan syari’ah untuk mensejajarkan diri dengan perbankan konvensional di Indonesia. Dengan demikian, produk-produk atau instrumen-instrumen yang ditawarkan perbankan syari’ah akan lebih meyakinkan.
Ketiga, mengembangkan budaya syari’ah sebagai salah satu usaha menuju good corporate governance. Dengan demikian, diperlukan komitmen yang kuat untuk menciptakan budaya syari’ah yang berbeda dengan budaya perbankan konvensional.



















BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa untuk dapat memenangkan persaingan dalam pemasaran terlebih dahulu manajemen pemasaran harus mengetahui situasi apa yang sedang dialami oleh perusahaan sebelum menentukan strategi apa yang yang cocok digunakan untuk menghadapi situasi tersebut.
Dalam membangun kepuasan konsumen melalui kualitas pelayanan dan nilai, maka perbankan syari’ah dapat melakukan beberapa strategi supaya dapat menciptakan kepuasan nasabah, yaitu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan nasabahnya, memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan dibandingkan dengan produk pesaing, menciptakan produk yang memberikan keuntungan dan keamanan terhadap produknya, memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangan pada saat dibutuhkan, memberikan pelayanan yang maksimal mulai dari calon nasabah menjadi nasabah yang bersangkutan, berusaha menarik minat konsumen untuk menjadi nasabah bank, berusaha untuk mempertahankan nasabah yang lama dan berusaha mencari nasabah yang baru, baik dari segi jumlah maupun kualitas nasabah. Jadi, strategi pemasaran dalam manajemen pemasaran bank sangat penting dalam menghadapi persaingan dalam produk antar bank yang lain.

3.2  Saran
Menurut penulis kesempurnaan adalah milik Allah swt. Makalah ini tidaklah sempurna, akan tetapi mencoba memberi kontribusi dalam khazanah keilmuan khususnya tentang strategi pemasaran jasa bank syari’ah. Dengan demikian, diharapkan akan lebih banyak lagi muncul karya ilmiah yang membahas tentang manajemen bank syari’ah. Semoga apa yang telah disajikan dalam makalah ini dapat menambah ilmu dan informasi. Selanjutnya kesempurnaan makalah ini, penulis mohon saran dan kritik guna memperbaiki kesalahan dikemudian hari.




























DAFTAR PUSTAKA


[1] Muhammad, Etika Bisnis Islami (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2004), hlm. 99.
[2] Philip Kotler & Kevin Lane Keller, Marketing Management, terj. Molan, Benyamin, Manajemen Pemasaran, edisi ke-12 jilid 1 cet. Ke-IV (Indonesia: Indeks, 2009), hlm. 6.
[3] Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 63.
[4] Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2011), hlm. 224.
[5] Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Marketing Management,... hlm. 19. 
[6] Ibid., hlm. 78.
[7] http://marfadi32.blogspot.com/2013/11/makalah-nilai-dan-kepuasan-konsumen.html (diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 15.00 WIB.)
[8] Gita Danupranata, Manajemen Perbankan Syari’ah (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm. 52.
[10] http://marfadi32.blogspot.com/2013/11/makalah-nilai-dan-kepuasan-konsumen.html (diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 15.00 WIB.)
[11] Kasmir, Manajemen Perbankan,... hlm. 164-165.
[12] B.S. Dharmmesta & H. Handoko, Manajemen Pemasaran: Analisis Perilaku Konsumen (Yogyakarta: PBFE Universitas Gadjah Mada, 1982), hlm. 41.
[13] Philip Kotler & Gary Armstrong, Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2001), hlm. 153.
[14] http://lembagakeuanganpasarmodal.blogspot.com/2012/12/manajemen-pemasaran-bank.html (diakses pada tanggal 26 Desember 2014, pukul 15.00 WIB.)












1 komentar: